Enam Perusahaan Asing Gagal Temukan Migas Sulbar

id Migas, Ladang Minyak, Investor, Sulteng

Enam Perusahaan Asing Gagal Temukan Migas Sulbar

Ilustrasi : ANTARA/Rosa Panggabean

"Kita tinggal menunggu tiga blok yang masih tahap eksplorasi diluar dari Blok Sebuku yang akan segera berproduksi," ungkapnya.
Mamuju (antarasulteng.com) - Sedikitnya enam perusahaan asing yang melakukan tahap eksplorasi di perairan Selat Makassar pada wilayah Sulawesi Barat gagal menemukan cadangan potensi minyak dan gas (Migas).

Kepala Perwakilan SKK-Migas Wilayah Kalimantan-Sulawesi Ngatijan saat berada di Mamuju, menyampaikan bahwa enam perusahaan asing yang melakukan tahap eksplorasi di Sulbar mulai "Angkat Kaki" karena gagal menemukan cadangan tetesan migas.

"Enam blok migas yang dilakukan tahap eksplorasi telah berhenti melakukan pencarian potensi karbohidrat gas atau minyak pada enam blok di daerah Sulbar. Praktis, tinggal tiga blok masih memungkinkan bisa mendapatkan tetesan migas,"katanya.

Menurutnya, tiga blok yang masih tahap eksplorasi yakni blok South Mandar yang dikerjakan PT Exploration and Production, Blok Malunda dan Blok Budong-Budang oleh NV Tatetely.

Sedangkan enam blok yang gagal diantaranya PT Marathon Oil yang melakukan pengeboran migas di Blok Pasangkayu, PT Exxon Mobile di Blok Surumana Kabupaten Mamuju Utara kemudian PT Conoco Philips di Blok Kuma perbatasan Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara, Blok Karama Mamuju yang dikerjakan Statoil dan beberapa blok lainnya.

"Kita tinggal menunggu tiga blok yang masih tahap eksplorasi diluar dari Blok Sebuku yang akan segera berproduksi," ungkapnya.

Ngatijan menyampaikan, perusahaan asing yang mengelola migas di Sulbar dilakukan sejak 2009. Sayangnya, saat ini tinggal tiga blok yang diharapkan kelak mampu meneteskan migas.

"Saat ini negara Indonesia kekurangan cadangan migas. Ini karena tingkat produksi migas dalam negeri tak sebanding dengan tingkat kebutuhan,"ungkapnya.

Karena itu kata dia, SKK Migas telah mencanangkan 2013 sebagai tahun pengeboran migas yang diharapkan mampu mendapatkan tetesan migas.

`"Tahun ini BP Migas akan melakukan pengeboran hingga mencapai 250 sumur. Wilayah prioritas pengeboran rata-rata berada di kawasan timur Indonenesia,"ungkapnya.

Pengeboran sumur migas di Indonesia kata dia, gencar dilakukan dalam mendukung beban target peningkatan produksi migas 900 ribu barel/hari.

"Saat ini negara Indonesia hanya mampu menghasilkan produksi migas sekitar 850 ribu barel/hari. Ini tentu masih devisit dari jumlah target yang telah dicanangkan,"ujarnya.

Ladang minyak dan gas yang melimpah di Sulbar kata Ngatijan, diharapkan ada yang bisa berproduksi untuk membwa Sulbar bisa bangkit dan mengejar ketertinggalan dari provinsi lain.

Cadangan minyak dan gas yang terkandung dalam perut bumi provinsi terbungsu Indonesia itu yang masih diharapkan mampu menuai hasil migas yang terdapat di daratan (on shore) pada Blok Budong-Budong yang dikerjakan PT Tately.

Masyarakat Sulbar tentu sangat berharap ada tetesan bagi hasil migas itu dapat meningkatan ekonomi rakyat di provinsi hasil pemekaran provinsi Sulawesi Selatan, yang berpenduduk 1,2 juta jiwa, tersebar di lima kabupaten.

Blok Budong-Budong, yang saat ini telah dieksplorasi oleh perusahaan asal negara Belanda, PT Tately, adalah salah satu pundi-pundi harapan masyarakat Sulbar itu.***