Palu (antarasulteng.com) - Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional
Provinsi (BNNP) Sulawesi Tengah Jethan Towakit mengatakan terapi pemakai
narkoba dengan berdzikir dinilai lebih efektif dari pada menggunakan
obat-obatan.
Jethan Towakit di Palu, Jumat, mengatakan metode dzikir dengan
dibimbing tokoh agama akan bisa menyentuh hati pengguna narkoba.
"Memang memerlukan waktu lama, tapi yang penting ada kemauan sembuh
dari ketergantungan narkoba," kata mantan Karo Humas dan Protokoler
Pemprov Sulawesi Tengah ini.
Saat ini di Kota Palu terdapat sebuah rumah sakit yang berupaya
menyembuhkan korban ketergantungan narkoba dengan metode dizikir, namun
masih diimbangi dengan pemberian obat tertentu.
Dia berharap penyembuhan dengan metode dzikir itu terus dilaksanakan
karena dampak positifnya lebih banyak dan bisa lebih mendekatkan pasien
kepada Sang Pencipta.
Sementara itu, pegiat gerakan anti-Narkoba Sulawesi Tengah Masudin
Radjamaulu mengatakan biaya rehabilitasi seorang korban narkoba hingga
mencapai Rp200 juta.
"Jadi hindari Narkoba, dan jangan sesekali untuk mencobanya," kata Masudin.
Menurutnya, biaya sebesar itu jika diperuntukkan untuk beasiswa bagi pelajar akan lebih berguna.
Saat ini korban narkoba di Indonesia banyak direhabilitasi di Lido,
Jawa Barat. Di rumah rehabilitasi itu, korban pengguna narkoba selain
diobati, juga mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan agar bisa siap
bila kelak kembali ke masyarakat.
"Jadi, wajar jika biaya rehabilitasi itu mahal," katanya.
Saat ini pengguna narkoba di Sulawesi Tengah hingga akhir 2012
mencapai sekitar 48 ribu orang sehingga menempatkan provinsi ini dalam
10 besar daerah pemakai narkotika terbanyak. (R026)
Terapi Narkoba Dengan Berzikir Efektif
metode dzikir dengan dibimbing tokoh agama akan bisa menyentuh hati pengguna narkoba.