Anggota DPRD sarankan Pemprov Sulteng bangun pabrik semen di Morowali

id NASDEM

Anggota DPRD sarankan Pemprov Sulteng bangun pabrik semen di Morowali

Ketua Fraksi NasDem di DPRD Sulteng Moh Masykur (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Moh Masykur menyarankan kepada pemerintah provinsi untuk membangun pabrik/industri semen di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

"Caranya kerja sama melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Gubernur dan bupati segera duduk bersama memutuskan rencana itu," ucap Moh Masykur.

Ketua Fraksi Partai NasDem di DPRD Sulawesi Tengah itu, mengusulkan agar pemerintah daerah, Gubernur bersama Bupati Kabupaten Morowali segera mempersiapkan pembangunan pabrik semen. Usulan pembangunan pabrik semen itu, sebagai ancang-ancang terkait respon atas pemanfaatan limbah slag atau terak baja.

"Tidak bisa tidak, daerah harus ambil peran pada bagian itu, apa pun ceritanya, sebelum jatuh ke pihak lain. Pemerintah daerah harus dari sekarang menyiapkan tahapannya," katanya.

Baca juga: Legislator minta Pemkab Sigi segera temukan solusi penyebab banjir bandang

Masykur mengingatkan bahwa, jika bahan baku slag ini berhasil diubah dari limbah jadi bahan baku semen. Hal ini akan menambah satu cabang penerimaan daerah berbasis perusahaan daerah.

Menurut Ketua DPD NasDem Sigi itu bahwa, apalagi pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan akan mendekatkan pasar produk semen dari Sulteng. Akan banyak nilai ekonomi yang bisa diperoleh dari hasil pengolahan limbah slag.

Diketahui, paling kurang 10 juta ton limbah slag menumpuk hari ini di PT. Indonesia Mineral Industrial Park (IMIP). Dan produk limbah slag tersebut akan Tumpukan limbah slag tersebut belum bisa dimanfaatkan karena masih dikategorikan sebagai Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sudah menahun adanya di produk raksasa nekel, PT. IMIP, tutup Masykur.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPRD Sulawesi Tengah itu menyayangkan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang dinilainya hingga kini belum memiliki konsep pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Sampai saat ini limbah B3, slag, kata dia, yang dihasilkan belum dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Padahal tidak tanggung-tanggung setiap tahun sebanyak 10 ton limbah slag dihasilkan dari hasil olahan pemurnian ore nikel di PT IMIP.

"Hal tersebut sangat kita sayangkan. Kok bisa-bisanya raksasa nikel sekelas PT IMIP sejak diresmikan oleh Presiden, belum punya konsep secara komprehensif terkait pengolahan dan pemanfaatan "sampah" industri yang mereka hasilkan. Apalagi limbah slag dikategorikan sebagai B3," ujarnya.

Baca juga: Ahmad Ali Kandidat gubernur Sulteng tawarkan solusi cegah nikah dini
Baca juga: Surya Paloh: belum tahu soal susunan kabinet Jokowi-Ma'ruf