Kasus kekerdilan ana di Kota Palu turun 11 persen

id stunting palu,kekerdilan anak,masalah gizi anak

Kasus kekerdilan ana di Kota Palu turun 11 persen

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu dr Husaema (tengah) saat menghadiri lokakarya lintas sektor mengenai kunci keberhasilan ibu menyusui di Palu, Rabu (21/8/2019). (ANTARA/Moh Ridwan)

Pemberian ASI eksklusif adalah salah satu upaya untuk menurunkan masalah gizi yang ada di masyarakat dan perbaikan kualitas sumber daya manusia di masa depan,
Palu (ANTARA) - Kasus kekerdilan akibat kekurangan gizi kronis pada anak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, turun hingga 11 persen dalam enam tahun terakhir menurut Dinas Kesehatan setempat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu dr Husaema di Palu, Rabu, menjelaskan bahwa angka kekerdilan pada anak yang pada 2013 masih sekitar 35 persen berhasil diturunkan menjadi 24 persen pada 2018.

Sementara itu, angka kasus gizi kurang pada anak masih berada di angka 22,4 persen dan persentase anak yang tergolong kurus masih 12,8 persen di Kota Palu.

Guna mencegah dan menanggulangi masalah gizi pada anak, Husaema menjelaskan, pemerintah antara lain mengampanyekan inisiasi menyusui dini serta menjalankan program pemberian makanan pendamping ASI dengan bahan pangan lokal kepada anak.

"Pemberian ASI eksklusif adalah salah satu upaya untuk menurunkan masalah gizi yang ada di masyarakat dan perbaikan kualitas sumber daya manusia di masa depan," katanya.

Ia juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui untuk menekan angka masalah gizi pada anak.

"Kami ingin kasus kekerdilan anak terus ditekan, sehingga tidak ada lagi anak-anak mengalami kekurangan gizi meski mereka berada di situasi bencana dengan segala keterbatasan. Pelibatan masyarakat melalui kader-kader posyandu yang sudah dibentuk di masing-masing wilayah diharapkan dapat membantu petugas kesehatan melakukan sosialisasi," tutur Husaema.

"Upaya pemerintah menurunkan angka kekerdilan perlu keterlibatan seluruh sektor supaya bisa lebih merata dan berkelanjutan," ia menambahkan.

Baca juga: Pemberian ASI eksklusif bayi dapat mencegah kekerdilan
Baca juga: SEAMEO : "stunting" hambat terciptanya generasi emas pada 2045
Baca juga: DSLNG gelar pelatihan kader kesehatan untuk penanggulangan stunting