Warga Kabupaten Donggala mulai kesulitan air bersih akibat kemarau

id warga, donggala, air

Warga Kabupaten Donggala mulai kesulitan air bersih akibat kemarau

Ilustrasi. Dua orang ibu warga Pulau Adonara, sedang mencari air. Kekeringan yang melanda wilayah itu telah mengakibatkan krisis air bagi masyarakat di hampir seluruh NTT. (ANTARA/Bernadus Tokan)

Donggala (ANTARA) - Sejumlah warga di beberapa desa di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah mengaku mulai kesulitan mendapatkan air bersih akibat pengaruh dari musim kemarau berkepanjangan yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini.

Mepi (45), seorang warga di Desa Tanampulu, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala kepada ANTARA, Kamis membenarkan dampak kemarau berkepanjangan membuat sumur-sumur warga di desa itu kering.

Kondisi tersebut, kata dia, sudah dialami warga selama kurun empat bulan terakhir ini. "Semua sumur warga kering," katanya.

Hal senada juga dibenarkan oleh Femi,ibu rumah tangga sekaligus seorang rohaniawan di desa itu. Ia mengatakan konidisi ini baru pertama kali dialami warga karena sumur yang tadinya merupakan sumber air bersih selama bertahun-tahun menjadi kering.

"Saya sendiri sedikit heran, sumur bisa kering, padahal kalau di wilayah tersebut ada sungai besar," kata dia.

Tetapi sungai yang ada di wilayah itu juga menurun drastis airnya. Karena sumur kering, lanjutnya, warga terpaksa mengambil air sungai untuk kebutuhan air minum dan juga memasak.

Dia menambahkan karena sungai sekarang ini digunakan untuk mengambil air bersih, makanya pemerintah desa melarang keras warga untuk mencemari sungai.

Dan wargapun menjaga sungai yang ada agar tidak dicemari, mengingat airnya sekarang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih baik untuk diminum maupun memasak.

Tentunya, kata dia, air sebelum digunakan oleh warga, biasanya ditampung dalam bak penampungan dalam beberapa saat, barulah kemudian dimasak untuk kebutuhan air minum.

Desa Tanampulu berjarak sekitar 100an kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Desa itu berada di sekitar kawasan hutan dengan prasana jalan yang masih memprihatinkan karena belum diaspal dan sebuah jembatan yang ada di wilayah tersebut rusak parah sehingga butuh perhatian pemerintah daerah untuk segera memperbaikinya.

Jembatan itu satu-satunya media penghubung antara Desa Tanampulu dengan sejumlah dusun sehingga sangat vital bagi roda perekonomian masyarakat yang selama ini hanya mengandalkan hidup mereka dari hasil tani.