Ankara (ANTARA) - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah menyeru masyarakat internasional, terutama PBB, agar mengutuk permukiman tidak sah Israel.
Di dalam komunike terakhir pada Ahad (15/9), pertemuan puncak OKI --yang diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi-- mengutuk kebijakan kolonial Israel di wilayah Palestina, yang diduduki, dan semua upaya untuk mengubah susunan demografik melalui permukiman tidak sah.
Pernyataan tersebut juga mengutuk pengusiran paksa rakyat Palestina dalam pelanggaran terhadap hukum internasional, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Pernyataan itu menyebut pelanggaran pidana Israel tersebut sebagai ancaman bagi perdamaian internasional, keamanan dan kestabilan di Timur Tengah serta dunia.
OKI mengecam keinginan yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk "menerapkan kedaulatan Israel atas seluruh Lembah Jordan, Laut Mati Utara dan permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan, yang diduduki". OKI menggambarkannya sebagai peningkatan berbahaya, penggerogotan serius yang lebih jauh terhadap hak sejarah dan hukum rakyat Palestina, dan pelanggaran nyata terhadap Piagam PBB serta hukum internasional.
OKI menyeru masyarakat internasional agar melakukan tindakan yang perlu untuk menghadapi Israel "termasuk memboikot dan melaksanakan sanksi ekonomi dan politik".
Organisasi tersebut menyeru semua anggota OKI agar mengangkat masalah Palestina dan ketaksahan pendudukan Israel selama Sidang Majelis Umum PBB ke-74 pekan depan.
Perdamaian dan keamanan di Timur Tengah, katanya, tak bisa dicapai tanpa penarikan penuh Israel dari wilayah yang Palestina yang diduduki pada 1967, termasuk Jerusalem.
Negara anggota OKI menekankan dukungan mereka bagi upaya Palestina untuk memperoleh pengakuan internasional yang lebih besar bagi Negara Palestina dengan perbatasan 4 Juni 1967, dan menyeru semua negara yang belum mengakui Negara Palestina agar melakukannya sesegera mungkin.
Sumber: Anadolu Agency
Berita Terkait
Menteri Israel hengkang dari pemerintahan darurat Netanyahu
Selasa, 26 Maret 2024 13:04 Wib
Netanyahu: Israel bersiap masuki Rafah, hanya butuh sedikit waktu
Kamis, 21 Maret 2024 12:55 Wib
Biden khawatir atas rencana serangan Israel ke Rafah
Selasa, 19 Maret 2024 16:29 Wib
AS sudah gerah melihat tindak tanduk PM Israel
Selasa, 19 Maret 2024 16:27 Wib
Israel tidak tunduk pada tekanan internasional untuk hentikan perang
Senin, 18 Maret 2024 10:41 Wib
Palestina tuduh Netanyahu halangi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza
Rabu, 13 Maret 2024 11:05 Wib
Israel izinkan akses terbatas ke Masjid Al-Aqsa bagi Muslim Palestina
Rabu, 6 Maret 2024 13:33 Wib
Studi ungkap potensi 86.000 kematian jika perang Israel berlanjut
Kamis, 22 Februari 2024 9:50 Wib