Bangkitkan ekonomi penyintas Pasigala lewat "Gerai Perempuan Bercerita"
556 perempuan ini terdiriĀ atas pribadi dan tergabung dalam 20 kelompok usaha. Mereka berasal dari sembilan desa, kelurahan dan delapan kecamatan di Pasigala
Palu (ANTARA) - Ratusan perempuan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala) Provinsi Sulawesi Tengah mendapat pendampingan dan bantuan usaha.
Pendampingan dan bantuan usaha yang diberikan oleh ratusan perempuan tersebut merupakan upaya Yayasan Satu Karsa Karya untuk membangkitkan perekonomian mereka melalui program "Gerai Perempuan Bercerita".
"556 perempuan ini terdiri atas pribadi dan tergabung dalam 20 kelompok usaha. Mereka berasal dari sembilan desa, kelurahan dan delapan kecamatan di Pasigala,"kata Koordinator Unit Penggalangan Sumber Daya, Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Iwan Setiyoko usai meluncurkan usaha Gerai Perempuan Bercerita sejumlah kelompok usaha perempuan di kawasan Hutan Kota Kaombona, Kota Palu, Rabu petang.
Ia menjelaskan bantuan dan pendampingan usaha yang mereka berikan baik secara pribadi maupun per kelompok itu bertujuan untuk membangkitkan dan memulihkan para perempuan yang kehilangan mata pencaharian akibat bencana 28 September 2018 lalu.
"Jadi bantuan yang kita berikan secara pribadi dan kelompok. Kalau perempuan yang tinggal di rumahnya kita beri Rp2,25 juta dan kalau tinggal di huntara (hunian sementara) Rp2,75 juta. Kalau bantuan untuk tiap kelompok usaha Rp3,5 juta,"terangnya.
Ia menjelaskan bantuan itu kemudian dimanfaatkan untuk membuka atau membuat usaha baru, baik usaha yang dijalankan sendiri maupun usaha yang dijalankan secara berkelompok.
"Ada penerima bantuan yang membuka usaha secara mandiri, misal membuka usaha kios kecil-kecilan dan ada yang berusaha dengan membuat kelompok usaha dan memasarkan produk usahanya seperti ini,"katanya sambil memperlihatkan produk-produk usaha yang dipasarkan oleh kelompok-kelompok usaha itu di gerai tersebut.
YSKK , lanjut Iwan, tidak akan melepas begitu saja para penerima bantuan itu ketika telah angkat kaki dari Sulteng nanti. Pihaknya telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait di tataran pemerintah kabupaten, kota hingga provinsi agar tetap mendampingi mereka.
Sehingga, meski YSKK tidak di Pasigala nanti, usaha yang mereka geluti tetap berjalan. Pihaknya juga membantu meningkatkan pendapatan usaha perempuan-perempuan terdampak bencana itu dengan mempromosikan hingga keluar wilayah Sulteng, salah caranya melalui media sosial.
Pendampingan dan bantuan usaha yang diberikan oleh ratusan perempuan tersebut merupakan upaya Yayasan Satu Karsa Karya untuk membangkitkan perekonomian mereka melalui program "Gerai Perempuan Bercerita".
"556 perempuan ini terdiri atas pribadi dan tergabung dalam 20 kelompok usaha. Mereka berasal dari sembilan desa, kelurahan dan delapan kecamatan di Pasigala,"kata Koordinator Unit Penggalangan Sumber Daya, Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Iwan Setiyoko usai meluncurkan usaha Gerai Perempuan Bercerita sejumlah kelompok usaha perempuan di kawasan Hutan Kota Kaombona, Kota Palu, Rabu petang.
Ia menjelaskan bantuan dan pendampingan usaha yang mereka berikan baik secara pribadi maupun per kelompok itu bertujuan untuk membangkitkan dan memulihkan para perempuan yang kehilangan mata pencaharian akibat bencana 28 September 2018 lalu.
"Jadi bantuan yang kita berikan secara pribadi dan kelompok. Kalau perempuan yang tinggal di rumahnya kita beri Rp2,25 juta dan kalau tinggal di huntara (hunian sementara) Rp2,75 juta. Kalau bantuan untuk tiap kelompok usaha Rp3,5 juta,"terangnya.
Ia menjelaskan bantuan itu kemudian dimanfaatkan untuk membuka atau membuat usaha baru, baik usaha yang dijalankan sendiri maupun usaha yang dijalankan secara berkelompok.
"Ada penerima bantuan yang membuka usaha secara mandiri, misal membuka usaha kios kecil-kecilan dan ada yang berusaha dengan membuat kelompok usaha dan memasarkan produk usahanya seperti ini,"katanya sambil memperlihatkan produk-produk usaha yang dipasarkan oleh kelompok-kelompok usaha itu di gerai tersebut.
YSKK , lanjut Iwan, tidak akan melepas begitu saja para penerima bantuan itu ketika telah angkat kaki dari Sulteng nanti. Pihaknya telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait di tataran pemerintah kabupaten, kota hingga provinsi agar tetap mendampingi mereka.
Sehingga, meski YSKK tidak di Pasigala nanti, usaha yang mereka geluti tetap berjalan. Pihaknya juga membantu meningkatkan pendapatan usaha perempuan-perempuan terdampak bencana itu dengan mempromosikan hingga keluar wilayah Sulteng, salah caranya melalui media sosial.