Ketua Ansor Jateng hadiahi Paus Fransiskus batik bermotif truntum

id ansor jateng

Ketua Ansor Jateng hadiahi Paus Fransiskus batik bermotif truntum

Ketua GP Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly (Gus Sholah) berbincang dengan Paus Fransiskus di Vatikan. (Foto:Dokumentasi GP Ansor Jawa Tengah)

Semarang (ANTARA) - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah Sholahuddin Aly (Gus Sholah) menghadiahi Paus Fransiskus sebuah kain batik bermotif truntum saat berkunjung ke Kota Vatikan.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Antara di Semarang, Rabu (25/9), hal itu dilakukan Gus Sholah di sela mendampingi Katib Aam Syuriah PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas di Vatikan.

Pada kesempatan tersebut, Gus Sholah yang berada di kerumunan jemaat secara khusus dipanggil untuk mendekat ke kawasan VVIP atau tamu khusus untuk bersalaman, dan kemudian memberikan hadiah ke Paus Fransiskus berupa batik motif truntum karya perancang busana ternama di Indonesia Iwan Tirta.

"Barusan ikut audiensi umum dengan Pope Franciskus, saya dipanggil untuk mendekat masuk barikade tamu VVIP. Saya memperkenalkan diri lalu memberi hadiah batik motif truntum untuk Paus Fransiskus," katanya.

Menurut Gus Sholah, pemberian hadiah berupa batik ke Paus Fransiskus karena batik merupakan cendera mata khas bagi Indonesia di dunia internasional, selain tentunya sebagai warisan budaya Indonesia.

Pemilihan batik motif truntum untuk Paus, lanjut dia, memiliki pesan tentang keindahan serta keabadian cinta kasih sesama umat manusia.

Pada momentum tersebut, Paus menyampaikan sejumlah pesan diantaranya pesan untuk saling mendoakan.

"Sambil salaman, Pope Francis beberapa kali bilang 'pray for me' dua sampai tiga kali ke saya," ujar Gus Sholah.

Selain Paus Fransiskus, Gus Sholah juga telah memberikan hadiah Batik pada Sekretaris Pontifical Council for Interreligious Dialogue Vatican Mgr Indunil Kodithuwakku, di Vatikan, Selasa (24/9).

Adapun, rangkaian kunjungan ke Vatikan ini, membawa misi besar yakni melakukan sosialisasi dan kampanye perdamaian dan Islam yang ramah dengan menjalin kerja sama antara Nahdlatul Ulama dan Vatikan.

Sosialisasi yang dimaksud adalah hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama di Banjar Patroman, Jawa Barata pada Februari 2019.
Munas Alim Ulama antara lain memutuskan menghilangkan sebutan kafir bagi Warga Negara Indonesia yang tidak beragama Islam.***3***