Wabup: deradikalisasi upaya dalam pencegahan paham radikal

id Derasikalisasi, Parigi moutong

Wabup: deradikalisasi upaya dalam pencegahan paham radikal

Wakil Bupati Kabupaten Parigi Moutong Badrun Nggai. (ANTARA/Moh Ridwan)

Memberikan pemahaman melalui sosialisasi sangat penting sebagai tindakan preventif sekaligus stratregi untuk menetralisir paham-paham radikal yang dapat membahayakan daerah dan negara,
Parigi (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Badrun Nggai mengatakan deradikalisasi merupakan upaya mencegah meluasnya paham-paham radikal di tengah masyarakat yang jelas bertentangan dengan Pancasila.

"Memberikan pemahaman melalui sosialisasi sangat penting sebagai tindakan preventif sekaligus stratregi untuk menetralisir paham-paham radikal yang dapat membahayakan daerah dan negara," ungkap Badrun.

Parigi Moutong merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sasaran Operasi Tinombala oleh Kepolisan dan TNI memburu kelompok teroris Poso, sebab daerah tersebut menjadi perlintasan kelompok sipil bersenjata atau kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan beberapa kali kelompok itu terlibat kontak senjata dengan aparat.

Olehnya, pemerintah setempat mengambil langkah memberi pemahaman rasional kepada masyarakat agar tidak terkontaminasi dengan aliran atau paham yang dapat menyesatkan.

Dia menyebutkan, saat ini pemerintah baru menyasar tiga kecamatan yang menjadi fokus sosialisasi deradikalisasi diantaranya Kecamatan Torue, Parigi Selatan dan Parigi Tengah.

"Kedepan seluruh kecamatan di Parigi Moutong wajib mensosialisasikan deradikalisasi kepada masyarakat agar seluruh lapisan tahu apa tujuan dan manfaatnya," tambah dia.

Menurut dia institusi kepolisian dan pemerintah daerah harus saling bersinergi melaksanakan pencegahan paham yang bertentangan dengan Undang-Undang dan Pancasila sebagai lambang negara termasuk agama agar tidak mengakar di masyarakat.

Disamping itu, keterlibatan pemangku kepentingan, tokoh masyarakat dan tokoh agama juga dinilai penting, sebab mereka berinteraksi langsung dengan warga.

"Kita tidak ingin ada warga yang terlibat dengan paham-paham seperti itu, olehnya semua pihak harus memiliki kesadaran diri menghimbau dan mencegah," kata Badrun yang juga mantan Kepala Dinas Perhubungan Parigi Moutong.

Dia mengimbau, masyarakat jangan mudah terpancing dan terpovokasi dengan ajakan-ajakan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan bermasyarakat dan agama yang justru dapat merugikan diri sendiri.

"Kebanyakan paham-paham radikal berkedok agama, seolah-olah mereka yang paling benar. Paham seperti ini sengaja diciptakan oleh orang tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," jelas dia.