TNI kerahkan 150 personel pada TMMD 2019 di Parigi Moutong

id TMMD,Parigi Moutong,Dandim Donggala

TNI kerahkan 150 personel pada TMMD 2019 di Parigi Moutong

Komandan Kodim 1306/Donggala, Kol. Inf. Widya Prasetyo. (ANTARA/Sulapto Sali).

"Kendala utama kami dalam kegiatan non fisik ini adalah masih banyaknya warga yang belum bisa bahasa Indonesia," katanya.
Palu (ANTARA) - Kodim 1306/Donggala yang membawahi empat kabupaten/kota yakni Kabupaten Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan Kota Palu, akan mengerahkan 150 personelnya untuk berkarya bagi masyarakat pada kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-106 di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

"Insya Allah TMMD akan dibuka pada Rabu 2 Oktober 2019 di Desa Lombok, Kecamatan Tinombo," kata Dandim 1306/Donggala Kolonel Widya Prasetyo yang dihubungi di Palu, Selasa.

Menurut dia, kegiatan TMMD tersebut mendapat dukungan besar dari pemerintah daerah  dan masyarakat Kabupaten Parigi Moutong yang akan ikut mengerahkan masyarakat sekitar 150 orang untuk bekerja sama dengan TNI membangun fisik dan non-fisik selama sebulan, hingga 31 Oktober di daerah sasaran.

TMMD kali ini akan dipusatkabn pada tiga desa terpencil yakni Desa Patingke, Ogoalas dan Desa Lombok, Kecamatan Tinimbo.

Kondis daerah itu, katanya, cukup memprihatinkan karena terpencil, akses jalan sulit, rumah-rumah jarang yang menggunakan jamban, tidak ada listrik dan masih banyak warganya yang buta huruf dan tidak bisa berbahasa Indonesia. 

Karena itu, kata Kolonel Widya, kegiatan utama di bidang fisik yang akan dilaksanakan seluruh personel TMMD dan masyarakat adalah membangun jalan sepanjang lima kilometer ke desa Patingke dan membuat jembatan gantung dengan anggaran sekitar Rp1 miliar.

Personel TMMD juga akan membangun 28 unit jamban di tiga desa serta memasang listrik tenaga surya di beberapa titik tertentu.

Sedangkan di bidang non-fisik, akan dilaksanakan upaya pembinaan warga untuk belajar huruf dan angka serta baca-tulis termasuk penyuluhan bela negara, kamtibmas, kesehatan dan  wawasan kebangsaan.

"Kendala utama kami dalam kegiatan non fisik ini adalah masih banyaknya warga yang belum bisa bahasa Indonesia," katanya.

Kolonel Widya juga menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan TMMD kali ini, ada pola baru yang diterapkan yakni peserta tidak tinggal di barak-barak yang dibangun tersendiri, tetapi tinggal di rumah-rumah warga agar bisa bergaul langsung dengan warga dan makan bersama-sama.

"Pokoknya, dana lauk-pauk anggota akan diberikan kepada pelaksana TMMD sehingga apa yang dimakan warga di rumah itu, makanan itu juga yang dinikmati anggota kita," ujarnya.