Petani Sigi gembira karena sudah ada hujan

id hujan, sigi, gembira

Petani Sigi gembira karena sudah ada hujan

Seorang petani menggemburkan lahan tanaman sayur menggunakan mesin sebagai pengganti cangkul di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. ANTARASulteng/Mohamad Hamzah.

Hujan lebat mengguyur wilayah Sigi pada Selasa malam (1/10) menyebabkan tanaman sebelumnya terlihat layu, kini mekar lagi
Sigi (ANTARA) - Petani di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan gembira karena sudah ada hujan sehingga ada harapan besar tanaman bisa bertahan hidup sampai tiba panen.

"Hujan lebat mengguyur wilayah Sigi pada Selasa malam (1/10) menyebabkan tanaman sebelumnya terlihat layu, kini mekar lagi," kata Agus SP, seorang petani di Desa Watubulu,Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.

Ia mengatakan selama musim kemarau panjang di Kabupaten Sigi, banyak petani yang tidak mengolah lahannya karena kesulitan air. Hanya sedikit petani yang tetap menanam komoditi jangka pendek dan tahan panas yakni jagung.

"Hanya jagung yang bisa bertahan di kala musim kemarau. Dengan turunnya hujan, paling tidak tanaman bisa terlihat segar lagi," katanya.

 Petrix,  petani di Desa Jono Oge, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sig  mengatakan meski baru sekali hujan tetapi sangat membantu petani tidak perlu lagi menyiram tanaman.

Selama ini, kata dia,untuk menyiram tanaman kangkung harus mengambil air sumur secara manual. Musim kemarau yang telah berlangsung cukup lama tersebut mengakibatkan banyak petani jagung yang gagal panen.Jagung belum berbuah sudah kering daunnya.

Ada juga yang baru mulai berbuah sudah kering karena dampak dari kemarau berkepangjangan yang belum kunjung berakhir. Kemarau kali ini benar-benar membuat banyak petani merana.

Dia menambahkan gempa bumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018 di Kabupaten Sigi mengakibatkan irigasi Gumbasa yang selama ini mengairi ribuan hektare sawah di empat wilayah yakni Kecamatan Dolo, Tanambulava, Gumbasa dan Sigibiromaru rusat total diterjang bencana alam tersebut.

Kementerian PUPR, kata dia, sedang melakukan perbaikan kembali irigasi itu. Namun diperkirakan baru akan selesai dikerjakan 2020 karena kerusakannya sangat parah. Apalagi di wilayah-wilayah yang terdampak likuefaksi seperti di Sibalaya, Kecamatan Tanambulava dan Desa Jonoge di Kecamatan Sigibiromaru.

Praktis lahan persawahan hingga kini tidak ditanami padi, sebab irigasi masih rusak dan sementara dalam tahap perbaikan.

Sigi selama ini merupakan daerah penghasil komoditi hortikultura terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil panen petani selain dipasarkan ke Palu, juga luar daerah seperti ke Gorontalo, Manado dan Kalimantan.