Jaman kritisi calon menteri yang dipanggil Jokowi

id prabowo

Jaman kritisi calon menteri yang dipanggil Jokowi

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melambaikan tangan ketika meninggalkan kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Prabowo yang jelas-jelas rivalnya malah diundang. Sebagai relawan pemenangan Jokowi sejak Pilgub DKI Jakarta 2012 hingga Pilpes 2019, kami sangat kecewa
Jakarta (ANTARA) - Kelompok relawan Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) mengkritisi beberapa nama yang dalam dua hari ini dipanggil Presiden Joko Widodo, yang kemungkinan akan menjadi calon menteri di kabinet lima tahun mendatang.

"Prabowo yang jelas-jelas rivalnya malah diundang. Sebagai relawan pemenangan Jokowi sejak Pilgub DKI Jakarta 2012 hingga Pilpes 2019, kami sangat kecewa," kata Ketua Umum DPP Jaman, A. Iwan Dwi Laksono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa malam.

Dia menilai, selain ahli di bidangnya, hanya dua kriteria orang yang pantas masuk kabinet yaitu bagi menteri pertahana adalah punya prestasi dan bagi pendatang baru, harus orang yang benar-benar berkeringat memenangkan Jokowi di Pilpres demi visi bersama "Indonesia Maju".

Menurut dia, menteri petahana yang jelas-jelas prestasinya seperti Susi Pujiatusi dan Ignasius Jonan justru tidak dipanggil, padahal capaian keduanya selama menjadi menteri di Kabinet Kerja Jilid I mendapatkan apresiasi.

"Padahal capaian Susi untuk perikanan dan kedaulatan maritim Indonesia luar biasa. Sama halnya capaian positif Jonan terkait kemandirian energi dalam negeri seperti kebijakan BBM satu harga, amendemen kontrak seluruh pemegang Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)," ujarnya.

Dia menyarankan agar Presiden fokus mencari calon menteri yang dapat mewujudkan visi dan misinya, yang tentu sangat berbeda dengan rivalnya di Pilpres lalu.

Iwan berharap Presiden bisa lebih leluasa memilih para pembantunya tanpa beban, tanpa tekanan dari konsep proporsionalitas bagi-bagi "kue" yang adil di internal partai koalisi dengan landasannya bisa dari kuantitas perolehan suara partai.

"Kami ingat, Bapak Jokowi sering sekali mengatakan di rapat-rapat dengan relawan bahwa di periode selanjutnya tanpa beban memilih orang di kabinet, untuk mencari pembantunya yang fokus kerja nyata , bukan cari muka," katanya.

Baca juga: Pengamat: Akan ada dua matahari bersinar dalam kabinet Jokowi
Baca juga: Prabowo akan menjadi menteri di bidang pertahanan
Baca juga: Partai Gerindra dapat dua menteri, NasDem terima "lapang dada"