Petani di Sigi keluhkan harga tomat turun jadi Rp2.500/kg

id tomat, petani, sigi, anjlok

Petani di Sigi keluhkan harga tomat turun jadi Rp2.500/kg

Petani menunggui pembeli tomat sambil menggembalakan sapi di Desa Porame, Marawola, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/10/2019). Harga tomat di tingkat petani jatuh ke level terendah sejak sepekan terakhir menjadi rata-rata hanya Rp2.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ama.

Kalau harga tomat tidak turun dan bertahan pada level Rp4.000/kg, petani bisa untung lumayan
Sigi (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengeluh harga komoditi hortikultura, khususnya buah tomat di tingkat produsen di daerah itu anjlok dari sebelumnya Rp4.000/kg, kini menjadi Rp2.500/kg.

Nemi, seorang petani tomat di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Rabu membenarkan harga tomat pembelian pedagang di sentra-sentra produksi terbilang anjlok. Dan ini terjadi di saat petani sedang panen raya tomat.

Otomatis, kata dia, anjloknya harga tomat sangat merugikan petani, karena biaya tanam dan perawatan cukup tinggi.

Hal senada juga disampaikan Rosdiana, seorang petani tomat di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Ia mengatakan turunnya harga dikarenakan produksi tomat melimpah dan permintaan pasar tetap.
Padahal, petani berharap saat musim panen raya, harga tomat paling tidak bertahan pada kisaran Rp4.000/kg.

 "Kalau harga tomat tidak turun dan bertahan pada level Rp4.000/kg, untung lumayan," kata dia.

Memang, produksi tomat pada panen kali ini meningkat cukup menggembirakan, padahal hampir enam bulan, wilayah Sigi dan sejumlah daerah lain di Sulteng sempat dilanda musim kemarau panjang yang mengakibatkan banyak tanaman dikembangkan petani gagal panen karena kesulitan air.

Meski harga di turun, namun petani masih tetap bergairah mengembangkan tomat karena merupakan tanaman jangka pendek yang tidak memerlukan banyak air.

Kabupaten Sigi selama ini merupakan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura dan mensuplai kebutuhan masyarakat di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng dan juga provinsi tetangga seperti Kalimantan, Gorontalo dan Manado (Sulut).

Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sigi, Mulyadi mengatakan petani terdampak bencana alam di daerah itu, kini mulai bangkit lagi mengolah lahan pertanian meski belum maksimal.

Yang terpenting, petani sudah ada semangat untuk kembali memanfaatkan lahan pertanian, sekalipun masih terkendala irigasi sedang dalam perbaikan akibat rusak diterjang gempabumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018.

Data menunjukkan terdapat sekitar 7.000an hektare lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi yang selama ini mendapatkan pasokan air dari irigasi Gumbasa. Irigasi Gumbasa saat gempa rusak total sehingga perlu waktu dua tahun untuk memperbaikinya.

Pemerintah menargetkan pekerjaan perbaikan irigasi Gumbasa yang melayani kebutuhan air petani di empat kecamatan di Sigi yakni Dolo, Sigibiromaru, Tanambulava dan Gumbasa bisa selesai di 2020. Sementara harga buah tomat di pasaran Kota Palu berkisar Rp3.500/kg.

Baca juga: Sekdaprov: petani keluhkan harga tomat semakin terpuruk
Baca juga: Harga tomat di Sigi dan Poso anjlok