PLN sebut beban pemakaian listrik di Palu capai 142,37 megawatt

id PLN,listrik,palu

PLN sebut beban pemakaian listrik di Palu capai 142,37 megawatt

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palu Abbas Saleh. (ANTARA/Moh Ridwan)

"Pemadaman rutin selama ini terjadi adalah pemadaman tersencana, Hal ini tidak bisa dihindari. kami sadar bahwa masyarakat butuh listrik, tetapi kami juga harus memastikan keselamatan pekerja saat melekaukan akitvitas
Palu (ANTARA) - PT PLN (Persero) area Palu, Sulawei Tengah menyebutkan beban puncak pemakaian listrik oleh masyarakat di kota itu hingga kini mencapai 142,37 megawatt.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palu, Abbas Saleh di Palu, kamis menjelaskan ketersediaan kemampuan daya pasokan listrik di Palu dan sekitarnya sebesar 159,91 megawatt dari beban puncak pemakaian masyarakat.

"Dilihat dari ketersediaan pasokan listrik maka beban pemakaian Kota Palu dan sekitarnya masih terbilang normal," ujar Abbas.

Dia menjelaskan, kebutuhan energi listrik di Ibu Kota Sulawesi Tengah di pasok dari sitem Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana Kabupaten Poso serta ditopang suplai dari sistem pembangkit Provinsi Sulawesi Selatan termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Silae, Palu.

Hingga kini satu sistem pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mpanau milik PT Pusaka Jaya Palu Power yang turut berkontribusi menyuplai listrik untuk kepentingan masyarakat di kota itu belum beroperasi, karena kondisinya rusak parah akibat terdampak gempa dan tsunami 2018 September 2018.

"Saat ini PLN sedang kelebihan energi listrik atau surplus sebesar 17,55 megawatt dari tiga pembangkit pemasok energi tersebut," ungkapnya.

Baca juga: PLN Palu: marak pencurian dan penjualan meteran listrik

Menurut dia, surplus energi listrik di Palu akan dimanfaatkan sebagai cadanagn energi, untuk mengatisipasi jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan beban pemakaian yang cukup sigifikan. Disamping itu pihaknya juga sedang melakukan proses pembangunan infrastruktur pendukung serta pemeliharaan jaringan guna meningkatkan kehandalan energi listrik di Palu pascabencana maka denga terpaksa dilakukan pemadaman secara bergilir.

"Pemadaman rutin selama ini terjadi adalah pemadaman tersencana, Hal ini tidak bisa dihindari. kami sadar bahwa masyarakat butuh listrik, tetapi kami juga harus memastikan keselamatan pekerja saat melekaukan akitvitas," ucap Abbas.

Dia menambahkan, kebutuhan energi listrik di kawasan perumahan di Kota Palu berdasarkan data yang diajukan pengembang saat ini kurang lebih 1,8 megawatt, sudah termasuk usulan kebutuhan hunian tetap korban gempa, stusani dan likuefaksi yang sedang dibangun pemerintah maupun swasta di sejumlah wilayah yang menjadi lokasi relokasi.