Satgas TMMD kolaborasi BPBD sosialisasi kebencanaan

id Tmmd, kodim, Parigi moutong

Satgas TMMD kolaborasi BPBD sosialisasi kebencanaan

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Parigi Moutong Moh Ikbal (kiri) menyampaikan materi sosialisasinya dihadapan warga Desa Patingke, Kecamatan Tinombo yang meruoakan bagian dari program kegiatan non-fisik program TMMD ke-106, Kamis (24/10/2019). (ANTARA/HO-Satgas TMMD)

Palu (ANTARA) - Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (Satgas TMMD) berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan bencana Daerah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah melaksanakan sosialisasi kebencanaan di desa sasaran sebagai upaya mitigasi bencana. 

Komandan Kodim (Dandim) 1306/Donggala Kolonel Inf Widya Prasetyo, di Palu Kamis mengatakan kolaborasi itu dibangun untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat pentinya mitigasi guna menghindari dampak ditibulkan dari bencana. 

"Ini langkah tepat mengingat Sulawesi Tengah merupakan daerah rawan Bencan, maka sejak dini kita harus mempersiapakn diri dan tetap waspada akan ancaman gejolak alam, " ujar Widya. 

Sosialisasi kebencanaan dilaksanakan di Desa Patingke, Kecamatan Tinombo dan dihadiri warga setempat yang merupakan salah satu wilayah sasaran program TMMD ke-106 tahun 2012019 digagas Kodim 1306/Donggal.

Sosialisasi disampaikan Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Parigi Moutong Moh Ikbal terkait bagaimana menghadapi stuasi darurat bencana serta upaya-upaya penanganan.

Dari kegiatan itu, Dandim mengapresiasi pemerintah setempat yang sudah membangun hubungan dan komunikasi dengan prajuritnya guna mengorganisir masyarakat merespon kebencanaan. 

"Ini bagian dari kegiatan TMMD dari siai non-fisik untuk menambah wawasan masyarakat memahami situasi-situasi yang dapat membahayakan keselamatan diri, " kata dia menambahkan. 

Selain sosialisasi kebencanaan ada pula rangkaian kegiatan penyuluhan tentang penguatan bernegara dan berbangsa serta merawat kerukunan atantar umat beragama agar sikap toleransi dan tenggangrasa selau terjaga.

"Ini juga sebagai bentuk mencegah dan menghidari masuknya paham-paham radikal ditengah masyarakat,  sebab paham seperti itu sudah tentu merusak tatanan bermasyarakat dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, " kata Widya menjelaskan.