Pemprov Sulteng Laporkan SPBU Tawaeli Ke Polisi

id spbu

Pemprov Sulteng Laporkan SPBU Tawaeli Ke Polisi

Ilustrasi- Antrean di SPBU (ANTARANews/Rolex Malaha)

Solar dibilang habis, tapi nanti diberikan ke orang lain...
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah melaporkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tawaeli, Kota Palu, ke polisi karena diduga melayani pembelian BBM untuk industri.

"Itu sudah dilaporkan ke polisi. Kita juga sedang mencari jalan keluarnya, kebijakan apa yang nantinya diterapkan agar SPBU itu tetap melayani konsumen," kata Asisten II bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesra, Sekretariat Daerah Sulawesi Tengah Elim Somba di Palu, Senin.

Dia mengatakan pemilik SPBU sendiri, sudah menyerah atas kasus yang terjadi di SPBU-nya tersebut.

Elim mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Sekretariat Wartawan Kantor Gubernur dalam diskusi mengurai dampak dan kesiapan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah menghadapi kenaikan BBM.

Diskusi yang berlangsung selama tiga hari itu menghadirkan sejumlah kalangan yang terkait dengan energi diantaranya Pertamina, Hiswana Migas, Biro Ekonomi, Pembangunan dan Kesra, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Dinas Perhubungan, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja.

Elim mengatakan pemerintah daerah sudah melakukan kajian ekonomi terhadap kemungkinan yang terjadi jika pemerintah merealisasikan rencana kenaikan BBM.

Dia memaparkan sejumlah masalah yang dihadapi dalam distribusi BBM, salah satunya yang kerap terjadi di SPBU.

Khusus di SPBU Tawaeli, kata Elim, pemerintah sudah menurunkan polisi Pamong Praja ke SPBU tersebut namun tidak sanggup mengatasinya karena mendapat perlawanan dari pihak tertentu. Pemerintah akhirnya melaporkan kasus ini ke polisi.

Elim mengatakan dirinya tidak mengerti dengan modus yang terjadi di SPBU jalan poros Palu-Donggala bagian utara itu.

"Solar dibilang habis, tapi nanti diberikan ke orang lain," katanya.

Dia mengatakan meski SPBU menyatakan solar habis tetapi faktanya ada penjualan melalui jerigen. Elim menduga ini untuk kepentingan industri tertentu.

"Saya tidak mengerti mau dibilang seperti apa modusnya," katanya.

Elim mengatakan dirinya menduga ada orang yang bermain di balik penjualan solar melalui jerigen lalu solar itu dijual ke industri.

"Dia untung karena beli solar subsidi dijual harga industri. Industri juga untung karena mungkin dibeli dibawah harga industri," katanya.

Elim mengatakan solusinya pemerintah daerah akan menetapkan kuota nonsubsidi khusus untuk SPBU tersebut.(SKD)