Fisip Untad bedah dua buku dalam perspektif politik lokal

id Bedah Buku Untad

Fisip Untad bedah dua buku dalam perspektif politik lokal

Ketua Panitia Bedah Buku Fisip Untad, Dr Ilyas, S.Sos, M.I.Kom, saat menyerahkan sertifikat kepada Adha Nadjemuddin salah seorang pembedah buku Dialektika Politik Lokal di Indonesia karya Dr Darwis, usai bedah buku di Aula Fisip Untad Palu, Selasa (12/11). (Panitia)

Bukan sekadar menyeimbangkan wacana teoritis dan praktis demokrasi secara nasional, tetapi untuk dapat mengungkapkan pandangan-pandangan dan temuan baru berdasarkan keunikan daerah masing-masing
Palu (ANTARA) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tadulako Palu membedah dua buku yang dirangkum dalam tema perspektif politik lokal dalam kehidupan masyarakat di Aula Fisip Untad, Selasa (12/11).

Dua buku tersebut yakni Dialektika Politik Lokal di Indonesia karya Dr Darwis, dan Bulonggo; Makna Idiomatik Peran Perempuan Dalam Struktur Keluarga Pada Masyarakat Kaili karya Dr Nisbah, S.Sos M.Si.  

Buku Dialektika Politik Lokal di Indonesia mendapat kata pengantar dari Djayani Hanan, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Colsulting.

Dalam buku setebal 258 halaman ini, Djayani mengungkapkan bahwa di era desentralisasi saat ini, semestinya para analis, akademisi, dan penulis dari daerah dapat tampil lebih banyak. 

"Bukan sekadar menyeimbangkan wacana teoritis dan praktis demokrasi secara nasional, tetapi untuk dapat mengungkapkan pandangan-pandangan dan temuan baru berdasarkan keunikan daerah masing-masing," tulisnya. 

Buku karya alumni program doktor ilmu politik Universitas Gadja Mada Yogyakarta itu antara lain mengulas tentang negara dan sistem pemerintahan, birokrasi dan aparatur pemerintahan, serta reformasi birokrasi dan 'good governance'. 

Ketiga bahasan itu ditempatkan pada bab I, II, dan III.

Pada bab berikutnya, Darwis mengulas tentang dinamika politik pascareformasi, pemerintah daerah dan pemilihan kepala daerah. Pada bab inilah, Darwis banyak mengungkap kasus-kasus politik yang mencederai nilai dan tujuan demokrasi.    

Darwis mengatakan buku ini memberi cara pandang yang representatif untuk membaca realitas politik lokal secara cerdas.

Darwis berharap buku yang diterbitkan Tiara Wacana ini menjadi rujukan pustaka yang utama dalam kajian politik lokal.

Sementara buku berjudul Bulonggo; Makna Idiomatik Peran Perempuan Dalam Struktur Keluarga Pada Masyarakat Kaili karya Dr. Nisbah, S.Sos, M.Si yang terbagi dalam lima bab itu banyak mendapat apresiasi dari sejumlah dosen dan mahasiswa.

Peserta kagum karena buku tersebut termasuk karya langka yang membicarakan peran strategis dari perempuan suku Kaili di lembah Palu.

Nisbah menyajikan hasil penelitiannya dalam buku itu secara lugas, sehingga enteng dicerna dengan metode pendekatan empiris dan sejarah.
 
Buku cetakan Pertama 2019 itu antara lain menyajikan pemahaman tentang 'Bulonggo' sebagai sebuah pranata sosial dalam konteks kehidupan masyarakat Kaili.

Secara etimologi 'Bulonggo' dalam bahasa Kaili artinya 'tulang punggung'. 

Tulang punggung merupakan salah satu bagian penting dari komposisi tubuh sebagai penyangga keseimbangan tubuh agar tetap seimbang, lurus dan tegak.   

Tulang punggung dimaknai secara filosofi sebagai sebuah pranata mengenai peran dan kedudukan perempuan dalam kehidupan keluarga.

Nisbah mengatakan, Bulonggo sebagai sebuah pranata sesungguhnya memberi makna akan kedudukan perempuan sebagai pusat dan inti perempuan.

Kedudukan perempuan menjadi penunjang dan penyangga dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan keluarga sebagai kesatuan sistem.

Bedah buku yang dimoderatori Dr Nur Alamsyah ini mendapat apresiasi positif dari peserta khususnya para mahasiswa antropologi karena mampu mengungkap peran perempuan dalam pranata sosial masyarakat Kaili sehingga menambah literasi kebudayaan lokal.***