Pertamina: Sulteng kelebihan delapan persen kuota solar

id Solar, bbm, Pertamina

Pertamina: Sulteng kelebihan delapan persen kuota solar

Antrean kendaraan roda empat dan truk di SPBU Imam Bonjol, Palu Barat, Selasa (1/10) malam, hendak mendapatkan BBM jenis solar. ANTARA/Adha Nadjemuddin

Palu (ANTARA) - Perseroan Terbatas Pertamina menyatakan Provinsi Sulawesi Tengah kelebihan 8 persen kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar selama 2019.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Hatim Ilwan yang di hubungi dari Palu, Minggu (17/11), menjelaskan bahwa solar masih menjadi konsumsi andalan masyarakat, khususnya bagi kendaraan diesel, hingga mereka rela menunggu antrean panjang di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.

Meningkatnya jumlah konsumsi solar membuat produk gasolin bersubsidi itu terus mengalami lonjakan pemakaian oleh konsumen di samping harganya cukup terjangkau di banding dexlite.

"Itu sebabnya produk ini masih sangat diminati. Akan tetapi, di satu sisi banyak yang memanfaatkan situasi ini tidak sesuai dengan peruntukan, khususnya pengecer, padahal produk tersebut dikhususkan bagi masyarakat kelas bawah," kata Hatim menjelaskan.

Selain itu, ada pula memanfaatkan situasi ini oleh oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja menimbun BBM bersubsidi. Hal itu menjadi salah satu faktor pemicu kelangkaan solar.

Ia mengatakan bahwa Pertaminan senantiasa memasok solar ke SPBU yang menjadi mitra mereka guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Selama 2019, kata dia, Pertamina telah nenetapkan alokasi kuota BBM bersubsidi jenis solar di Sulteng sebanyak 122.879 kiloliter. Namun, tingginya konsumsi di tingkat masyarakat, Pertamina memasok hingga melebihi kuota yang sudah ditentukan sebesar 8 persen.

"Hamir 90 persen di Sulawsi secara umum konsumen masih menggunakan solar. Bahan bakar ini masih mendominasi pemakaian BBM untuk gasolin, sedangkan dexlite penggunannya masih sekitar 5 persen di samping harga yang juga memengaruhi, " katanya menambahkan.

Ia berharap penggunaan BBM bersubsidi harus bijak serta sesuai peruntukan dan masih diambang batas wajar.

"Bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas, sudah semestinya menggunakan bahan bakar khusus (dexlite)," ujarnya.

Baca juga: Pertamina dukung pihak kepolisian gagalkan penimbunan solar di Palu
Baca juga: Pertamina : Antrean di SPBU bukan indikator kelangkaan solar
Baca juga: Pertamina ancam sanksi SPBU terlibat penimbunan BBM


Pertamina mencatat kuota solar terbanyak di Sulteng selama setahun, yakni Kota Palu sebesar 26.406 kiloliter di susul Kabupaten Parigi Moutong sebesar 20.142 kiloliter dan Banggai sebesar 18.353 kiloliter serta Poso sebesar 14.324 kiloliter. Empat daerah ini dinilai konsumsinya cukup besar.

Sementara itu, kuota terendah adalah Kabupaten Sigi sebanyak 458 kiloliter, Banggai Kepulauan sebanyak 2.156 kiloliter, Banggai Laut 3.741 kiloloter, Buol 4.240 kiloliter, Morowali Utara 4.737 kiloliter, Morowali 5.710 kiloliter, Tojo Una-Una 4.810 kiloloter, Toli-Toli 8.571 kiloliter, dan Donggala 9.231 kiloliter.

Selain solar, Pertamina juga mencatat stok BBM jenis premium untuk Sulawesi Tengah selama setahun sebanyak 213.973 kiloliter. Adapun jatah terbanyak Kota Palu sebesar 35.698 kiloliter, kemudian Parigi Moutong sebanyak 28.532 kiloliter dan Kabupaten Toli-Toli 23.430 kiloliter.