Din Syamsuddin ungkap mimpi almarhum Bahtiar Effendy yang belum terwujud

id muhammadiyah,din syamsuddin,ketua muhammadiyah

Din Syamsuddin ungkap mimpi almarhum Bahtiar Effendy yang belum terwujud

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin usai menghadiri pemakaman Bahtiar effendy di TPU Lemperes Kota Depok Jawa Barat, Kamis (21/11/19) (ANTARA/Feru Lantara)

Awalnya dia bersimpati kepada PPP karena sebagai partai yang mewakili umat Islam satu-satunya pada masa dahulu untuk menyuarakan aspirasinya, namun karena saat ini banyak partai Islam maka sulit terwujud
Depok (ANTARA) - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengungkapkan mimpi almarhum Bahtiar Effendy yang belum terwujud yaitu menginginkan adanya partai politik Islam yang solid.

"Awalnya dia bersimpati kepada PPP karena sebagai partai yang mewakili umat Islam satu-satunya pada masa dahulu untuk menyuarakan aspirasinya, namun karena saat ini banyak partai Islam maka sulit terwujud," kata Din usai menghadiri pemakaman Bahtiar effendy di TPU Lemperes Kota Depok Jawa Barat, Kamis.

Din mengatakan komitmen Bahtiar Effendy kepada partai Islam sangat besar sekali karena saat ini banyak partai berbasis Islam maka sepakat untuk berkoalisi strategis antara partai Islam dan partai yang berbasis massa Islam.

"Ini yang belum kesampean atau mungkin susah untuk terwujud ya," kata Din.

Dikatakannya kekuatan politik Islam yang sesungguhnya sangat besar itu bisa bersatu bukan bercerai berai dan porak poranda seperti saat ini. "Itulah mimpi atau obsesi dari almarhum," jelasnya.

Din Syamsuddin juga mengungkapkan Almarhum Bahtiar Effendy merupakan salah satu penggagas berdirinya Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Kota Depok Jawa Barat.

"Sekarang dalam proses pembangunan mudah-mudahan dalam waktu dekat akan beroperasi," kata Din.

Din menjelaskan ketika itu kawan-kawan membuat proposal pendirian UIII yang dikomunikasikan dengan Jusuf Kalla ketika itu sebagai Wakil Presiden untuk meyakinkan Presiden Jokowi hingga Presiden ikut terlibat dan kemudian dipersiapkan oleh Kementerian Agama dan Kemenristek Dikti ketika untuk memulai proses pembangunan.

"Ini merupakan salah satu pemikiran besar almarhum," ujar Din.