ACT bantu delapan perahu untuk nelayan di Donggala

id CT,ACT,Republika,Media Republika,Donggala,ACT Sulteng,Sandi

ACT bantu delapan perahu untuk nelayan di Donggala

Sejumlah nelayan di Desa Wani I penerima manfaat perahu bantuan ACT bekerjasama dengan Media Republika menguji coba kondisi perahu bantuan tersebut, Jumat (22/11/2019). (ANTARA/HO-Humas ACT Sulawesi Tengah).

Palu (ANTARA) - Yayasan Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (Global Wakaf ACT) bekerja sama dengan Media Republika menyalurkan bantuan delapan unit perahu wakaf beserta alat tangkap ikan kepada nelayan di Desa Wani I, Kabupaten Donggala,Sulteng .

Perahu-perahu tersebut diperuntukan bagi 16 kepala kelurga (KK) terdampak tsunami 2018. Masing-masing perahu digunakan oleh dua KK

Implementator program Global Wakaf ACT Mohammad Jakfar mengatakan penerima perahu wakaf tersebut sebelumnya telah didata lebih dulu agar tepat sasaran.

"Para nelayan penerima manfaat juga akan didampingi untuk mengawal proses pemasaran agar mereka tidak kesulitan menjual hasil tangkapannya, juga memberikan penguatan-penguatan yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi," katanya, di Palu, Senin.

Masing-masing kelompok nelayan di sana, lanjutnya, juga akan mendonasikan 20 persen dari hasil penjualan tangkapannya untuk memperbaiki perahu maupun sebagao modal usaha bagi ibu-ibu nelayan setempat yang mengelola hasil laut itu..

“Dari hasil penjualan nelayan itu akan disisihkan 20 perssn untuk perbaikan perahu yang rusak dan memberdayakan istri nelayan,” ucapnya.

Bantuan perahu-perahu tersebut diserahkan secara simbolis oleh perwakilan Global Wakaf ACT dan Media Republika, Jumat (22/11).

Gempa bumi, Tsunami dan likuefaksi yang meluluhlantahkan Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi pada 28 September 2018 tidak hanya menelan ribuan korban jiwa namun juga berdampak pada mata pencaharian masyarakat setempat khususnya petani dan nelayan.

Salah satunya nelayan di Desa Wani I, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, meski setahun pascabencana berllau tidak sedikit nelayan di sana kini masih bekerja serabutan, sebab perahu milik mereka rusak dihantam tsunami.

Irsan (40), nelayan yang menjadi korban bencana di desa itu mengatakan bencana setahun silam itu, tidak hanya merusak pemukiman warga yang tinggal di pesisir pantai Desa Wani I, namun juga merusak alat kerja mereka di antaranya perahu dan alat tangkap ikan.

“Waktu gempa kemarin itu tidak hanya merusak rumah saya, namun juga merusak perahu dan alat tangkap nelayan termasuk perahu milik saya. Kalau dihitung-hitung kerugian saya itu kurang lebih sepuluh juta rupiah," ceritanya.

Penerima manfaat lainnyaz Ilham, warga Dusun 2 Desa Wani I mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Global Wakaf ACT yang turut membantu dan peduli terhadap kondisi mereka pasca tsunami.

“Bantuan ini sangat membantu kami khususnya nelayan di Desa Wani I. Kami saat ini hanya kerja serabutan karena kami kehilangan pekerjaan. Dari hasil kerja serabutan itulah kami pakai untuk membeli makanan setiap hari. Sekali lagi terima kasih ACT,” katanya..

Hingga kini ACT terus berikhtiar untuk membantu mempercepat proses pemulihan di sektor ekonomi bagi korban bencana alam di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.