DPRD Sulteng berencana hearing Disdik terkait dugaan siswa fiktif

id DPRD Sulteng,Nilam Sari Lawira ,NasDem

DPRD Sulteng berencana hearing Disdik terkait dugaan siswa fiktif

Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Dr Hj Nilam Sari Lawira (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Saya mengusulkan pada bapak Gubernur Sulawesi Tengah untuk membentuk tim pencari fakta pada seluruh sekolah menengah atas di Sulteng. Bekerjasama dengan DPRD dan aparat penegak hukum. Bisa jadi kasus Bangkep ini berpotensi juga terjadi di tempat lain
Palu (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah, berencana akan menggelar rapat dengar pendapat (hearing) Dinas Pendidikan setempat dan pihak terkait lainnya berkaitan dugaan adanya siswa fiktif di Kabupaten Banggai Kepulauan.

"Kasus ini akan segera kita diskusikan pada level pimpinan dewan. Apakah memungkinkan kita mendorong hearing para pihak lewat Komisi IV DPRD," kata Ketua DPRD Sulteng, Nilam Sari Lawira, di Palu, Selasa.

Dia mengatakan dugaan siswa fiktif di Kabupaten Banggai Kepulauan disinyalir terjadi karena dua motif. Pertama, menghindari kebijakan merger sekolah yang muridnya tidak lebih dari 60 siswa. Kedua, dugaan manipulasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

"Sebagai pimpinan DPRD Sulteng, saya turut menyayangkan kondisi ini jika memang benar demikian. Tentu, ini menjadi pukulan berat bagi dunia pendidikan kita," kata Nilam.

Dia menyebut, DPRD Sulteng yang memiliki fungsi anggaran dan pengawasan akan mengambil langkah-langkah kongkret terkait dugaan masalah tersebut..

"Saya mengusulkan pada bapak Gubernur Sulawesi Tengah untuk membentuk tim pencari fakta pada seluruh sekolah menengah atas di Sulteng. Bekerjasama dengan DPRD dan aparat penegak hukum. Bisa jadi kasus Bangkep ini berpotensi juga terjadi di tempat lain," sebutnya.

Dia mengemukakan, sebagai pimpinan DPRD meminta agar ide penggabungan sekolah ditinjau kembali dari segi aspek jarak dan geografis.

Maka dari itu, perlu ada data yang akurat mengenai keadaan sekolah dan siswa yang eksisting. Jangan sampai merger atau penggabungan sekolah justru menyulitkan anak-anak kita di lapangan," katanya.