Ketua FKUB Palu: tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan

id Psigala,FKUB,Palu,Kota Palu

Ketua FKUB Palu: tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan

Ketua Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet (keempat kanan) bersama Ketua FKUB Sulawesi Tengah Zainal Abidin (kelima kanan) bergandengan tangan bersama sejumlah tokoh lintas agama pada pengucapan ikrar menjaga kerukunan dan perdamaian di Gong Perdamaian Nusantara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (23/11/2019). Ikrar oleh tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama tersebut sebagai komitmen merawat, meningkatkan kualitas kerukunan dan perdamaian antarumat beragama, menjaga keutuhan NKRI serta menolak aksi terorisme . ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/ama.

Kalaupun ada umat bergama yang melakukan kekerasan kepada sesama penganut agamanya, apalagi kepada sesama umat beragama, itu bukan karena ajaran agamanya,
Palu (ANTARA) - Ketua Forum Umat Beragama (FKUB) Kota Palu, Ismail Pangeran menegaskan tidak ada satu agama apapun di Indonesia bahkan di seluruh dunia yang mengajarkan penganutnya melakukan tindakan kekerasan, apalagi kepada umat beragama yang berbeda keyakinan.

"Kalaupun ada umat bergama yang melakukan kekerasan kepada sesama penganut agamanya, apalagi kepada sesama umat beragama, itu bukan karena ajaran agamanya," ujarnya dalam dialog lintas agama yang diadakan Lembaga Pers Mahasiswa Qalamun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu di Palu, Minggu.

Pernyataan itu ia sampaikan menyusul maraknya aksi kekerasan dan terorisme yang dilakukan oleh sejumlah dan segelintir oknum yang mengatasnamakan agama tertentu kepada warga dan aparat keamanan akhir-akhir ini.

"Tapi karena dia keliru memahami ajaran-ajaran agama. Dalam ajaran agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu tidak ada ajaran yang mengajarkan pemeluknya melakukan kekerasan,"ucapnya.

Menurutnya itu hanyalah ulah sekelompok atau segelintir orang yang berusaha memecah belah kerukunan antar umat beragama di Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah dan Kota Palu.

Sebab, lanjutnya Indonesia lebih mudah dipecah, dikuasai dan dijajah jika rakyatnya saling bermusuhan, bertikai dan bunuh-bunuhan.

"Indonesia tidak bisa hancur dan terpecah belah dengan serangan senjata dari kelompok atau negara luar, makanya dipakai isu agama. Agama bukan sumber ajaran terorisme, tapi mereka menjadi teroris karena salah memahami ajaran agama," terangnya.

Baca juga: Sejumlah tokoh lintas agama sepakat tingkatkan kerukunan di Sulteng
Baca juga: Gubernur Longki minta FKBU tingkatkan harmonisasi antaragama
Baca juga: FKUB Indonesia : Sulteng provinsi yang rukun
Baca juga: FKUB Gorontalo pelajari peningkatan kualitas kerukunan antaragama di Sulteng