Pemkot Palu diminta untuk dukung sarana wanita tani olah lahan pertanian

id PETANI PALU,Pertanian Palu,Pemkot Palu,Gempa Palu,Pemulihan pascabencana

Pemkot Palu diminta untuk dukung sarana wanita tani olah lahan pertanian

Ketua Komisi Bidang Pemerintahan dan Kesra DPRD Palu, Mutmainah Korona. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Kelompok wanita tani perlu diperhatikan oleh Pemkot Palu dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, diminta untuk mendukung penuh sarana petani perempuan yang tergabung di kelompok wanita tani dalam melakukan kegiatan bercocok tanam atau menggarap lahan pertanian usai bencana gempa dan tsunami melanda kota tersebut.

"Kelompok wanita tani perlu diperhatikan oleh Pemkot Palu dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi," ucap Ketua Komisi Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemerintahan DPRD Palu, Mutmainah Korona, di Palu, Rabu.

Mutmainah mengemukakan kelompok wanita tani di Palu, yang umumnya berada di pinggiran kota, merupakan satu dari sekian banyak komponen yang terdampak bencana gempa dan likuifaksi.

Namun, petani perempuan mengalami kesulitan untuk bangkit, termasuk dalam pemenuhan taraf hidup dan kebutuhan rumah tangga, karena rusaknya lahan pertanian, serta minimnya ketersediaan sarana pendukung termasuk benih dan bibit.

Oleh karena itu, Mutmainah yang juga merupakan Sekretaris Fraksi NasDem DPRD Palu menyarankan kepada Pemkot Palu untuk membantu memulihkan sektor pertanian.

Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian, benih dan bibit pertanian, sumur dangkal dan alkon (pompa air) agar petani yang didalamnya termasuk kelompok wanita tani dapat segera menggarap lahan pertanian.

"Perlu juga memberikan bantuan berupa alat memasak kepada kelompok wanita tani, seperti petani bawang agar mereka bisa mengolah atau mengembangkan bahan baku menjadi bahan jadi siap konsumsi," ujarnya.

Pemberian bantuan bersifat stimulus itu penting dilakukan, untuk mengeluarkan petani dari problem mendasar yang mereka hadapi, seperti lahan pertanian yang bergelombang, dan kesulitan air.

Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pertanian mencatat saat ini jumlah kelompok wanita tani di Palu sebanyak 73 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10-15 orang.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu, Laila, mengatakan usai bencana petani di Palu belum sepenuhnya mengolah lahan, karena sebagian masih merasa trauma.

Di Palu terdapat sejumlah wilayah sentra pertanian seperti Kecamatan Tawaeli yang mempunyai wilayah terluas pertanian di Kota Palu dengan luasan lebih dari 100 hektare lahan produktif, Palu Utara, Palu Timur, Palu Selatan dan Kecamatan Tatanga.

Selain masih trauma, banyak lahan pertanian rusak parah termasuk irigasi. Di Kelurahan Petobo, misalnya, sebagai sentra pertanian Kecamatan Palu Selatan terdapat 27,5 hektare areal persawahan produktif hilang akibat likuifaksi.

"Melihat kondisi pertanian yang belum pulih, kami menyarankan kepada petani agar menanam tanaman yang tidak membutuhkan banyak air seperti cabai dan sayur-sayuran. Selain proses pertumbuhannya cepat, juga sebagai penopang perekonomian mereka dan keluarga," ujar Laila.