Dewan Pers minta media massa jaga keberimbangan pemberitaan

id Dewan Pers, Keberimbangan pemberitaan, independen media massa

Dewan Pers minta media massa jaga keberimbangan pemberitaan

Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh pada acara sosialisasi "Indeks Kemerdekaan Pers 2019" di Nusa Dua, Bali, Rabu (4/12/2019). (ANTARA/Komang Suparta)

Media massa harus peka dengan perkembangan zaman. Era digital membawa perubahan besar. Termasuk juga mampu memberikan pengetahuan melalui penyebaran berita kepada kaum milineal
Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh minta seluruh media massa harus mampu menjaga keberimbangan dalam pemberitaan dan menyikapi era digital dengan tepat.

"Media massa harus peka dengan perkembangan zaman. Era digital membawa perubahan besar. Termasuk juga mampu memberikan pengetahuan melalui penyebaran berita kepada kaum milineal," kata dia pada acara sosialisasi "Survei Indeks Kemerdekaan Pers 2019" di Nusa Dua, Bali, Rabu.

Ia mengatakan era digital akan mempercepat penyebaran berita kepada publik, terlebih berkembangnya media sosial.

Akan tetapi, kata dia, belum semuanya memahami dari konten media sosial tersebut seperti apa. Oleh karena itulah tugas dari media massa memberitakan sesuai sesuai dengan kode etik jurnalistik.

"Peran penting dari media massa adalah mampu memberikan berita sesuai dengan fakta dan kejadian secara independen dan berimbang. Langkah ini juga memberikan keberimbangan seperti apa yang ditulis di media sosial oleh publik secara vulgar, sehingga masyarakat akan semakin mengerti apa itu media massa dan apa itu media sosial," ujar Nuh yang juga mantan Mendikbud itu.

Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun mengatakan berdasarkan data oplah media cetak sudah semakin menurun seiring dengan perkembangan media digital.

"Kondisi era digital semua berpengaruh di segala bidang, termasuk juga media massa dalam bentuk cetak. Sekarang oplahnya menurun drastis. Begitu juga ke depan dengan kemajuan teknologi, kita tidak tahu juga media 'online' akan nasibnya seperti apa. Namun dari data yang sangat kelihatan sekarang adalah media cetak yang oplahnya terus merosot. Itu terjadi di seluruh dunia, dan Indonesia juga mengalami hal tersebut," ucap dia.