Pertamina : Konversi BBG di Palu tidak pengaruhi kuota elpiji

id Konversi bbg, Pertamina, nelayan, elpiji, Pemkot palu

Pertamina : Konversi BBG di Palu tidak pengaruhi kuota elpiji

Sejumlah mesin katinting menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) disesiakan untuk disalurkan kepada nelayan Kota Palu bantuan Kementerian ESDM, Kamis (5/12/2019). ANTARA/HO- Humas Pemkot Palu

Nelayan kita sekitar 815 orang yang setiap harinya melaut di sekitar Teluk Palu dan mereka memiliki identitas kartu nelayan berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan kota Palu
Palu (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menjamin konversi BBM ke Bahan Bakar Gas atau BBG menggunakan gas ukuran tiga kilogram diperuntukan sebagai sarana melaut bagi nelayan Kota Palu, Sulawesi Tengah tidak mengganggu kuota elpiji bersubsidi di kota itu. 

"Elpiji untuk konsumsi rumah tangga kuotanya terpisah sehingga tidak berpengaruh," kata Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Hatim Ilwan yang dihubungi dari Palu, Kamis. 

Konversi BBM ke BBG merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), olehnya pemerintah secara tidak langsung memasukan unsur penambahan kepada sektor nelayan untuk kuota elpiji selama satu tahun bagi daerah-daerah yang telah terinterfensi oleh program tersebut dan tidak masuk dalam kuota konsumsi harian rumah tangga yang saat ini telah disediakan Pertamina sebanyak 12.234 metrikton untuk warga Palu. 

Dia menjelaskan, program konversi elpiji diperuntukan bagi nelayan kecil untuk pengganti bahan bakar solar atau premium. Jika dibandingkan dengan penggunaan BBM, BBG lebih hemat sebagaimana hasil uji laboratorium. 

"Pertamian mendukung kebijakan pemerintah terkait konversi bahan bakar gas untuk kebutuhan melaut bagi nelayan. Penyediaan sarana untuk isi ulang elpiji pengganti BBM, itu menjadi tanggung jawab pemerintah, " ujar Hatim. 

Wali Kota Palu Hidayat mengatakan,  bantuan mesin katinting berbahan bakar gas di berikan kepada 202 nelayan di Ibu Kota Sulteng untuk mendukung kegiatan melaut pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi.

"Nelayan kita sekitar 815 orang yang setiap harinya melaut di sekitar Teluk Palu dan mereka memiliki identitas kartu nelayan berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan kota Palu," ucap Hidayat. 

Guna mgeakomodasi kebutuhan nelayan yang belum tersentuh bantuan tersebut, Pemkot Palu berencana akan mengusulkan kembali penambahan sebanyak 250 buah mesin katinting kepada Kementerian ESDM. 

"Pascabencana sekitar 300 lebih perahu kami adakan melalui interfensi APBD, namun masih ada 250 perahu belum memiliki mesin. Kami berharap Kementerian ESDM bisa menambah alokasi bantuan serupa untuk mendukung kegiatan nelayan," kata wali kota menambahkan.***