Presiden Jokowi resmikan pengolahan sampah modern Manggar di Balikpapan

id pengolahan sampah,tpa sampah manggar,presiden jokowi

Presiden Jokowi resmikan pengolahan sampah modern Manggar di Balikpapan

Presiden Joko Widodo meresmikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Manggar di kota Balikpapan pada Selasa (18/12) (Desca Lidya Natalia)

TPA ini menurut yang saya lihat dibanding di kota-kota lain, saya kira ini, adalah pemprosesan akhir sampah yang paling baik di Indonesia, hijau, tidak bau
Balikpapan (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Manggar di Kota Balikpapan yang merupakan lokasi pengolahan sampah modern dengan menggunakan teknologi landfill.

"TPA ini menurut yang saya lihat dibanding di kota-kota lain, saya kira ini, adalah pemprosesan akhir sampah yang paling baik di Indonesia, hijau, tidak bau," kata Presiden Jokowi di TPA Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meresmikan TPA seluas sekitar 9,1 hektare tersebut. Peresmian juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Pengolahan landfill adalah cara pemusnahan sampah dengan membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan menimbunnya dengan tanah. TPA Manggar memakan biaya investasi Rp160 miliar yang dapat memproses sampah sebesar 420 ton per hari.

"Pembangunan yang dilakukan saya lihat juga tidak memakan biaya yang begitu banyak, ini berapa pak? Rp160 miliar. Kalau tempat-tempat lain mungkin ada yang ingin melakukan pemprosesan pembakaran, insinerator, atau sampah jadi listrik bagus juga, tapi saya lihat sampai sekarang belum ada yang selesai dan dalam kondisi yang baik," tambah Presiden Jokowi.

TPA Manggar memiliki potensi pengolahan emisi gas metana sebesar 27,5 ton dan berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 580 ton CO2 serta memberikan manfaat energi terbarukan kepada 20 Kepala Keluarga (KK) yang ada di sekitar TPA tersebut.

"Saya kira urusan sampah bukan urusan yang sepele, tapi saya kira Balikpapan sudah memiliki TPA Manggar dan bagusnya di Balikpapan pemprosesan dari rumah, tidak semua dimulai di TPA, tapi sudah dari rumah sebesar 20 persen sehingga mengurangi sampah juga," ungkap Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menyebutkan ada 10 daerah yang memang diprioritaskan sebagai daerah percontohan untuk pengolahan sampah secara modern.

"Kita memberikan prioritas kepada 10 kota dalam menyelesaikan persoalan sampah dan rata-rata menyelesaikan agar sampah jadi listrik, tapi saya belum bisa bercerita banyak, tapi mungkin akhir tahun depan akan selesai. Ada 10 kota dulu yang kita targetkan selesai, tapi proses landfill ini yang terbaik," ujar Presiden Jokowi.

Dalam Perpres Nomor 35/2018 tersebut mengamanatkan percepatan pembangunan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) oleh pemerintah daerah, antara lain di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, Kota Makassar, Kota Denpasar, Kota Palembang, dan Kota Manado.

"Pembangunan TPA di kota-kota itu adalah kerja sama dengan pemerintah daerah yang menyiapkan instalasinya," tambah Presiden Jokowi.

Sedangkan apakah jenis TPA tersebut juga akan diterapkan di lokasi ibu kota baru yang berada di di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Presiden mengatakan masih banyak opsi pengolahan sampah lain.

"Saya kira ada bisa landfill, ada insenerator, banyak pemprosesan yang beda-beda," kata Presiden Jokowi.

Selain TPA Manggar, Presiden Jokowi di tempat yang sama juga mendapat laporan soal penyelesaikan Bendungan dan Instalasi Air Teritip.

"Sudah dikerjakan tiga tahun yang lalu juga akan menjadi sumber air baku untuk Kota Balikpapan, ini juga habis berapa? Rp262 miliar untuk bendungan, dekat dari sini, 7-8 kilo dari sini ya," tambah Presiden Jokowi.

Bendungan Teritip dibangun pada periode 2014-2016 dengan kapasitas tampung 2,4 juta meter kubik yang dapat mengalirkan air baku 250 liter/detik. Sedangkan instalasi pengolahan air Teritip dapat mengalirkan air 200 liter/detik bagi 80 ribu jiwa yang disambungkan ke 16 ribu rumah. Biaya pengerjaannya Rp92 miliar.

Baca juga: Presiden Jokowi sebut nama-nama usulan anggota Dewas KPK
Baca juga: RUU ibu kota baru akan diajukan ke DPR Januari 2020