Pembangunan Air Baku Gumbasa Diharap Dongkrak MDGS

id mdgs

Pembangunan Air Baku Gumbasa Diharap Dongkrak MDGS

Ilustrasi (antaranews)

Kalau akhir 2015 nanti sebagian sudah bisa dimanfaatkan, ini akan membantu kita menurunkan keterbatasan akses air minum kepada masyarakat
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berharap pembangunan air baku Gumbasa yang dibiayai dengan dana APBN secara bertahap sejak 2009 hingga 2021, bisa berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs) 2015.

"Kalau akhir 2015 nanti sebagian sudah bisa dimanfaatkan, ini akan membantu kita menurunkan keterbatasan akses air minum kepada masyarakat," kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah Aryan Gafur di Palu, Kamis.

Dia mengatakan Sulawesi Tengah akan bekerja keras mengejar target proporsi rumah tangga yang bisa mengakses air minum.

Pada 2012 baru mencapai 48,34 persen dari jumlah pupolasi rumah tangga. Artinya, masih terdapat sekitar 52 persen lagi rumah tangga yang belum bisa mengakses air minum.

Sementara target MDGs hingga 2015, keterlayanan air minum sudah mencapai 68,87 persen dari proporsi rumah tangga di daerah ini.

Aryan mengatakan pembangunan proyek yang sedang ditangani Balai Wilayah Sungai Sulawesi III tersebut terus berlanjut dan setidaknya sudah bisa dinikmati sebagian pada akhir 2015.

Pembangunan sistem penyediaan air minum tersebut rencananya akan melayani tiga wilayah yakni Sigi, Donggala dan Kota Palu. Air tersebut bersumber dari sungai Saluki, Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.

Aryan mengatakan sungai ini memiliki kapasitas debit air kurang lebih 2.000 liter per detik. Namun Balai Wilayah Sungai Sulawesi III rencananya baru akan memanfaatkan 600 liter per detik untuk disuplai ke tiga kabupaten/kota.

Untuk pemanfaatan 600 liter per detik tersebut Balai Wilayah Sungai Sulawesi III membangun prasarananya secara bertahap dengan dua fase.

Fase pertama 300 liter per detik dibangun dari 2009 hingga 2013. Sementara fase dua 300 liter per detik dibangun tahun 2014 hingga 2017.

Untuk menyelesaikan pembangunan fase pertama masih membutuhkan anggaran kurang lebih Rp56 miliar. Sementara fase dua butuh anggaran sebanyak Rp102,5 miliar yang rencana pembangunannya dimulai pada 2014.

Pembangunan itu telah menghabiskan anggaran Rp29,6 miliar, masing-masing Rp16,8 miliar pada 2009, Rp13,8 miliar pada 2010, dan Rp15,8 miliar pada 2011.

Aryan mengatakan untuk kelanjutan pembangunan air bersih hingga masuk ke rumah-rumah penduduk butuh komitmen tiga pemerintah kabupaten dan dukungan dari provinsi.

"Kita bagi tugas. Pemerintah pusat membangun indukya, kita yang melanjutkan sampai ke rumah-rumah penduduk," katanya. (SKD)