Pedagang di Palu terpaksa datangkan ayam potong dari Sulsel dan Sulbar

id Ayam Palu

Pedagang di Palu terpaksa datangkan ayam potong dari Sulsel dan Sulbar

Seorang korban bencana yang juga warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Maesa, memberi makan ayamnya di Kelurahan Kawatuna, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, (29/1/2019). Rutan Maesa melalui relawan Bui Squad yang dibentuknya, melakukan pemberdayaan ekonomi pada warga binaannya yang ikut menjadi korban bencana 28 September 2018 dengan memberikan bantuan modal dan keterampilan beternak ayam kampung super yang dikelola secara mandiri dengan harapan menjadi bekal hidup di tengah masyarakat pascabencana. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ama.

Kandang saya juga ikut rusak dan sudah kembali dibangun lagi, meski dengan modal yang pas-pasan yang penting usaha bisa jalan lagi
Palu (ANTARA) - Para pedagang ayam potong di Kota Palu, terpaksa mendatangkan ayam dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat guna memenuhi kebutuhan masyarakat menghadapi Natal dan Tahun Baru 2020.

Ny Sri, seorang penjual ayam potong di Pasar Induk Tradisional (PIT) Masomba Palu, Senin, mengatakan sudah sepekan terakhir dirinya mendatangkan ayam potong dari provinsi tetangga karena peternak lokal belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.

"Kami sudah menambah stok dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan Natal 25 Desember 2019, dirinya telah menyiapkan stok ayam potong sekitar 3.000 ekor.

Semuanya didatangkan dari luar daerah sebab peternak lokal belum mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Masih banyak peternak terdampak bencana alam gempa bumi di Palu dan Sigi pada 28 September 2018 hingga kini belum juga kembali mengembangkan usaha peternakan mereka karena kesulitan modal.

Meski mendatangkan ayam dari luar daerah berisiko tinggi karena hanya menggunakan transportasi darat tetapi terpaksa dilakukan sebab stok lokal terbatas.

Baca juga: Palu kekurangan stok ayam potong
Baca juga: Stok ayam potong di Palu berkurang, harga bertahan tinggi


Menurut dia, jika hanya mengandalkan peternak lokal, masyarakat akan kesulitan mendapatkan daging ayam dan harganya bisa melonjak tinggi.

Hal yang sama juga dikatakan Deny, seorang peternak ayam potong di Jalan Malaya, Palu Selatan. 

Dia juga mengaku stok ayam terbatas karena masih banyak teman-teman peternak yang belum kembali membuka usaha peternakan ayam sejak gempa bumi mengguncang Palu dan sekitarnya.

"Kandang saya juga ikut rusak dan sudah kembali dibangun lagi, meski dengan modal yang pas-pasan yang penting usaha bisa jalan lagi," kata dia.

Menghadapi Natal 25 Desember 2019, ia hanya menyiapkan sebanyak 2.000 ekor ayam. 

"Yang penting ada stok, meski hanya sedikit," ujar Deny.

Dia mengatakan kebanyakan stok ayam potong di pasar-pasar tradisional di Kota Palu didatangkan para pedagang dari Sulsel dan Sulbar yang merupakan daerah tetangga Sulteng.

Harga ayam potong di Palu saat ini mulai bergerak naik dari Rp50.000/ekor menjadi Rp60.000/ekor. 

Kemungkinan besar, harga ayam potong akan kembali naik hingga tembus Rp65.000/ekor seperti yang terjadi pada hari raya Idul Fitri, kata Deny.*