Petani di Piondo Banggai olah lahan tanpa kimia

id petani banggai ,SPP Banggai,petani piondo

Petani di Piondo Banggai olah lahan tanpa kimia

Petani di Desa Piondo yang tergabung dalam Serikat Petani Piondo (SPP) di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah tidak menggunakan bahan kimia dalam mengolah lahan pertanian. (ANTARA/HO/Eva Bande)

Makanan pokok yang dihasilkan oleh usaha pertanian yang dibangun dengan kesadaran tinggi terhadap pemuliaan alam akan menyumbang kepada keseimbangan ekosistem
Palu (ANTARA) - Serikat Petani Piondo (SPP) di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, mengolah lahan pertanian mereka seluas 1.500 hektare tanpa menggunakan bahan kimia guna mempertahankan kualitas hasil pertanian.

"Kegiatan pertanian dengan model atau pendekatan alami ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, namun baru dimulai kembali pada 2015," kata Ketua Serikat Petani Piondo, Badaruddin, dihubungi dari Palu, Senin.

Terdapat ribuan petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani dan membentuk serikat tani Piondo, Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, mengolah lahan seluas kurang lebih 1.500 hektare terdiri dari lahan pertanian hortikultura, budidaya ikan, perkebunan dan non-hortikultura.

Badaruddin mengatakan petani merasa senang dapat kembali mengolah lahan pertanian tersebut, setelah memperjuangkan dari klaim salah satu perusahaan sebagai lahan yang masuk dalam kawasan garapan perusahaan.

"Setelah merebut kembali hak atas tanah dari korporasi jahat, SPP mengolah tanah perjuangan mereka dengan sistem pertanian alamiah, termasuk membuat pupuk untuk tanaman padi yang seluruhnya bersumber dari alam," ujarnya.

Baca juga: DPR RI: Petani tidak boleh alami langka pupuk subsidi
Baca juga: Petani wilayah Utara Parigi Moutong butuh alat pertanian


Dia menguraikan ada dua alasan mengolah lahan pertanian dengan pendekatan alami, pertama untuk menjaga kualitas produksi pertanian dengan tidak menggunakan bahan kimia.

Kedua, sebagai bentuk upaya menjaga dan menyeimbangkan lingkungan. 

Serikat petani percaya, mengembangkan pertanian alami berarti ikut membangun kehidupan berkualitas.

"Makanan pokok yang dihasilkan oleh usaha pertanian yang dibangun dengan kesadaran tinggi terhadap pemuliaan alam akan menyumbang kepada keseimbangan ekosistem," katanya. 

Dia mengatakan beras menjadi makanan sehari-hari yang utama, mesti bebas dari bahan kimia. 

"Anak-anak pelanjut kehidupan harus diberi makanan dari sumber-sumber yang menjamin pertumbuhan yang sehat sejak dini," sebutnya.
 
Petani di Desa Piondo yang tergabung dalam Serikat Petani Piondo (SPP) di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah tidak menggunakan bahan kimia dalam mengolah lahan pertanian. (ANTARA/HO/Eva Bande)