Pemkot manfaatkan ruang kota kembangkan kawasan agropolitan

id tata ruang, agropolitan, pemkot palu, dinas tata ruang

Pemkot manfaatkan ruang kota kembangkan kawasan agropolitan

Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kota Palu, Mohamad Rizal. (ANTARA/Moh Ridwan)

Sesuai keinginan wali kota bahwa Palu juga ingin ambil bagian sebagai salah satu daerah pemasok bahan pangan, oleh karena itu mulai sekarang sudah harus dipersiapkan ruang untuk pengembangan agropolitan
Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah berencana manfaatkan ruang kota untuk pengembangan kawasan agropolitan guna mendukung keberlangsungan sektor pertanian dan perkebunan di daerah itu.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kota Palu Mohamad Rizal, di Palu, Senin mengatakan pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan hasil revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Ibu Kota Sulawesi Tengah pascabencana yang difasilitasi Kementerian agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mencakup wilayah Kecamatan Matikulore, Palu Utara dan Tawaeli.

"Sesuai revisi RTRW bahwa wilayah Utara Kota Palu dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, industri dan agropolitan berbasis pertanian dan perkebunan," ungkap Rizal.

Agropolitan merupakan sektor pertanian dan perkebunan yang tumbuh dan berkembang karena adanya usaha agribisnis sebagai upaya pemerintah meningkatkan produksi yang berdampak pada kelangsungan perekonomian masyarakat setempat.

Baca juga: Pengembangan Hutan Kota Kaombona Palu butuh dana Rp300 miliar

Dia menjelaskan, pemanfaatan ruang untuk kepentingan pengembangan daerah sangat perlu dilakukan, apa lagi Kalimantan direncanakan menjadi Ibu Kota Negara, tentu hal ini sangat menguntungkan Kota Palu di berbagai sektor diantarannya industri dan pertanian.

"Sesuai keinginan wali kota bahwa Palu juga ingin ambil bagian sebagai salah satu daerah pemasok bahan pangan, oleh karena itu mulai sekarang sudah harus dipersiapkan ruang untuk pengembangan agropolitan," ujar Rizal.

Menurut dia, meski lahan pertanian dan perkebunan Kota Palu semakin berkurang akibat alih fungsi lahan dan dampak ditimbulkan bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 lalu namun masih ada lahan tidur yang belum termanfaatkan hingga saat ini, olehnya pemerintah mendorong para petani mengolah kembali lahan tersebut sebaga ruang produksi pertanian dan perkebunan.

Baca juga: TNI AD tanam 3.000 bibit pohon di Hutan Kota Palu

Dikemukakannya, Kota Palu saat ini sangat bergantung dengan daerah tetangga untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan pangan, atas dasar itu pemerintah kota setempat mecoba melakukan inovasi-inovasi guna mengembangkan sentra produksi pertanian dan ekonomi masyarakat.

"Sektor industri tentu membutuhkan serapan tenanga kerja. Selain tenanga kerja tentu membutuhkan pasokan makanan, maka kawasan agropolitan berperan strategis memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu," kata dia menambahkan.