Bupati ajak masyarakat Sigi tingkatkan tali persaudaraan

id bupati, sigi, kulawi

Bupati  ajak masyarakat Sigi  tingkatkan tali  persaudaraan

Petahana Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Sigi (ANTARA) - Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata mengajak masyarakat di daerahnya untuk terus meningkatkan tali persaudaraan dengan saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya.

"Kita tetap jaga kebersamaan yang selama ini sudah terjalin dengan baik tanpa membedakan suku dan agama," katanya saat menghadiri musyawarah besar rumpun Powatua Kulawi di Sigi, Selasa.

Bupati mengatakan untuk membangun daerah itu dibutuhkan kesatuan dan kebersamaan seluruh masyarakat di Kabupaten Sigi.

Karena itu, katanya, peran serta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk di dalamnya para tokoh adat, pemuda, perempuan dan tokoh agama sangatlah dibutuhkan. "Tanpa semuanya itu, kami tidak bisa membangun sendiri daerah ini ke depan dengan lebih baik," kata dia.

Irwan juga mengatakan pemerintah sedang membangun kembali berbagai sarana dan prasana yang rusak akibat diterjang gempa bumi dan banjir yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini.

Bencana gempabumi dengan magnitudo  7,4 yang terjadi 28 September 2018 telah banyak menghancurkan rumah penduduk dan infranstruktur sehingga pemerintah bekerja keras untuk membangun kembali.

Ditambah lagi selama kurun 2019, Sigi kembali diterjang beberapa kali bencana banjir dan longsor yang juga banyak merusak rumah penduduk dan infranstruktur.

Pemerintah pusat, provinsi dan Pemkab Sigi bersama-sama kembali memulihkan perekonomian masyarakat yang sempat terpuruk saat gempa bumi, likuefaksi dan banjir bandang memorak-porandakan sarana, prasana dan infranstruktur di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi melalui berbagai upaya, di antaranya membangun kembali rumah warga yang terdampak bencana alam, membangun infranstruktur yang rusak agar perekonimian masyarakat ke depan semakin membaik.

Bupati juga meminta masyarakat untuk tetap menjaga kearifan lokal, termasuk melestarikan berbagai budaya dan adat istiadat, termasuk di antaranya menjaga hutan dan alam agar tidak mendatangkan bencana alam banjir dan longsor lagi.

Bencana banjir dan longsor, kata Bupati, bukan hanya semata-mata diakibatkan karena faktor alam atau fenomena cuaca ekstrem, tetapi juga mengisyaratkan bahwa fungsi hutan semakin berkurang.

Karenanya, menurut dia, kearifan lokal perlu terus didorong, seperti menanam kembali pohon di wilayah-wilayah lahan kristis dan daerah-daerah aliran sungai.