Pembangunan ekowisata telah dituangkan dalam RTRW Kota Palu

id Ekowisata, pariwisata, RTRW, Palu

Pembangunan ekowisata telah dituangkan dalam RTRW Kota Palu

Dok, Wali Kota Palu, Hidayat berbincang dengan sejumlah jurnalis di sela-sela peninjauan kawasan objek wisata puncak Salena di Dusun Salena, Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulijadi, Minggu (15/9/2019). ANTARA/Muhammad Arsyandi

Sebagaimana konsep wali kota bahwa pengembangan destinasi wisata tidak hanya bertumpuh di kawasan pantai, kawasan hutan dan bukit sangat potensial untuk pengembangan objek wisata alam
Palu (ANTARA) - Pembangunan ekowisata di Kota Palu, Sulawesi Tengah telah dituangkan dan masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota serta menjadi salah satu program prioritas pemerintah setempat guna mendukung peningkatan sektor pariwisata daerah.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kota Palu, Mohamad Rizal di Palu, Rabu mengatakan pembangunan ekowisata sebagai destinasi baru diarahkan pada kawasan pinggiran kota yakni Bukit Salena, Lekatu, Kecamatan Ulujadi dan Uventumbu, kacamatan Mantikulore termasuk hutan kota.

"Sebagaimana konsep wali kota bahwa pengembangan destinasi wisata tidak hanya bertumpuh di kawasan pantai, kawasan hutan dan bukit sangat potensial untuk pengembangan objek wisata alam," ujar Rizal.

Ekowisata atau ekoturisme salah satu kegiatan kepariwisataan yang mengusung konsep lingkungan mengedepankan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta dapat dimanfataatkan sebagai sarana edukasi.

Menurut dia, sumber daya pertanian, perkebunan dan periakanan Kota Palu sangat terbatas, sehingga untuk memajuka kota maka pemerintah setempat mendorong sektor jasa yang didalamnya sudah termasuk pariwisata dengan memanfaatkan ruang-ruang dinilai potensial.

Di kawasan ekowisata bukit Salena misalnya, menawarkan penorama alam yang berhadapan langsung ke Teluk Palu, di kawasan tersebut juga akan dilengkapi fasilitas pendukung lainnya seperti penginapan, sarana air bersih, listrik, akses jalan termasuk sejumlah arena olahraga ekstrim baik sepeda gunung, para layang maupun kegiatan outbond.

"Rencana pengembangan ekowisata ini di mulai tahun 2018 sebelum Kota Palu dilanda bencana gempa, tsunami dan likuefaksi," kata Rizal menambhakan.

Sebelumnya, Pemkot Palu menggandeng konsultan asal ITB bekerja sama dalam pengembangan sektor pariwisata guna membangun destinasi baru di Ibu Kota Sulteng pascabencana.

Wali Kota Palu Hidayat saat berdiskusi dengan tim konsultan ITB beberapa waktu lalu mengatakan seluruh komponen yang berada di kawasan ekowisata harus terpelihara keasriannya agar tercipta keseimbangan antara kehidupan manusia dan alam, termasuk hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.

"Kehadiran destinasi baru ini tentu memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Dari sisi ekonomi mereka sangat terbantu, di samping itu membuka lapangan kerja masyarakat, " ujar Hidayat.

Baca juga: TNI AD tanam 3.000 bibit pohon di Hutan Kota Palu
Baca juga: Pengembangan Hutan Kota Kaombona Palu butuh dana Rp300 miliar
Baca juga: Pemkot Palu butuh anggaran pembangunan hutan kota Rp300 miliar