Nelayan Natuna hasilkan 20 ton ikan segar setelah 14 hari melaut

id Nelayan natuna

Nelayan Natuna hasilkan 20 ton ikan segar setelah 14 hari melaut

Salah satu kapal nelayan di Natuna, Kepri. (Cherman/ANTARA)

Sekarang nelayan tak perlu takut lagi melaut, karena ada Bakamla dan Kapal Pengawas Perikanan yang menjaga perairan Natuna
Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Nelayan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memperoleh 20 ton ikan segar dari hasil melaut selama 14 hari kerja, terhitung sejak 24 Januari hingga 13 Februari 2020..

Ikan-ikan tersebut kemudian dijual ke Tanjung Balai Karimun, Kepri menggunakan kapal angkut KM. Maharani, Selasa.

"Hasil tangkapan itu diperoleh 38 kapal nelayan lokal berkapasitas 10 sampai 30 GT. Tiap-tiap kapal terdiri dari tujuh ABK," kata Ketua Koperasi Nelayan Karang Labak, Pulau Tiga, Dedek Ardiansyah dihubungi Antara.

Dia mengatakan, sejak tanggal 4 Januari 2020, nelayan tempatan sudah mulai aktif turun melaut.

Sebelumnya, kata dia, para nelayan tak melaut karena cuaca buruk, ditambah belakangan terjadi konflik antara Indonesia dan China di laut Natuna Utara terkait pencurian ikan ilegal.

"Sekarang nelayan tak perlu takut lagi melaut, karena ada Bakamla dan Kapal Pengawas Perikanan yang menjaga perairan Natuna," ujarnya.

Dia katakan, nelayan daerah tersebut biasanya melaut sampai 110 hingga 120 mil atau masih berada di bawah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Dedek mengaku nelayan tak bisa menangkap ikan hingga ke ZEE, karena keterbatasan armada dan peralatan tangkap.

"Nelayan hanya bisa melaut sampai perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Itu pun sudah cukup," tuturnya.

Lebih lanjut, Dedek menyampaikan 20 ton ikan segar yang dikirim hari ini berupa ikan Kerisi Bali, Kakap Merah, Jahan, Kerisi, dan Kerapu.

Ikan-ikan tersebut sudah melalui pemeriksaan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Domestik di Natuna.

"Total nilai pengiriman kita hari ini senilai Rp592 juta," ungkap Dedek.