Dubai (ANTARA) - Menteri luar negeri Iran mengatakan pada Kamis bahwa tiga negara Eropa "angkat tangan" menghadapi ancaman tarif baru AS terhadap produk miliknya ketika mereka mencetuskan mekanisme sengketa dalam perjanjian nuklir, sebuah langkah yang dapat berujung pada pemberlakuan kembali sanksi PBB.
Perjanjian nuklir, JCPOA, disepakati pada 2015 antara Teheran dan negara besar dunia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump hengkang dari perjanjian itu pada 2018 dan memberlakukan sanksi keras AS terhadap Iran. Trump mengatakan kepada Teheran bahwa ia menginginkan perjanjian baru yang lebih luas tentang nuklir dan sejumlah isu lainnya.
"Kebijakan diplomatik dikonfirmasi. E3 menjual sisa-sisa #JCPOA untuk menghindari tarif baru Trump. Itu tak akan berhasil kawanku. Anda hanya merangsang nafsunya. Ingat perisakan sewaktu SMA kalian?" cuit Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Twitter.
Washington Post pada Rabu melansir bahwa pemerintahan Trump mengancam akan memberlakukan tarif 25 persen terhadap impor mobil Eropa jika Inggris, Prancis dan juga Jerman tidak secara resmi menuding Iran melanggar perjanjian nuklir 2015.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Sejumlah negara Timur Tengah tutup wilayah udara imbas serangan Iran
Minggu, 14 April 2024 11:38 Wib
Negara yang mencibir Indonesia ternyata juga ingin naturalisasi
Selasa, 2 April 2024 16:14 Wib
Kenertec Power System ekspor menara angin ke puluhan negara
Rabu, 27 Maret 2024 9:43 Wib
Presiden Jokowi sebut Bandara Mutiara Palu vital tunjang ekonomi daerah
Selasa, 26 Maret 2024 15:40 Wib
Presiden Dewan EU sebut negara Eropa siap akui negara Palestina
Sabtu, 23 Maret 2024 15:16 Wib
KKP tangkap kapal ikan Filipina yang rugikan negara Rp1,4 miliar
Kamis, 21 Maret 2024 13:01 Wib
Imunisasi cara hemat dan banyak manfaat dalam bangun negara
Senin, 18 Maret 2024 15:04 Wib
Segmen SKT berperan pada penyerapan tenaga kerja dan pemasukan negara
Rabu, 13 Maret 2024 10:48 Wib