Gelombang tinggi, hasil tangkap Nelayan Banggai berkurang

id Luwuk Banggai,Gelombang Tinggi,Cuaca Buruk,Nelayan Banggai,Teluk Lalong,Kelurahan Bungin,Kelompok Nelayan Camar,Stepensopyan Pontoh

Gelombang tinggi, hasil tangkap Nelayan Banggai berkurang

Kelompok Nelayan Camar asal Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah saat melabuhkan perahunya usai melaut, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/ Stepensopyan Pontoh)

Setiap tahun memang seperti ini. Selalu ada gelombang tinggi, apalagi menjelang imlek

Luwuk, Banggai (ANTARA) - Gelombang tinggi yang melanda sebagian wilayah di Sulawesi Tengah ikut mempengaruhi pendapatan ikan nelayan khususnya di Kabupaten Banggai.

Beberapa nelayan memutuskan untuk tidak melaut, namun sebagian tetap memaksakan diri meski dengan hasil yang mengecewakan seperti yang dilakukan Kelompok Nelayan Camar Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk.

Ketua Kelompok Nelayan Camar Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk, Suwardi Gafar, Kamis, mengatakan dengan gelombang yang tinggi saat ini, ia mengaku masih berani melaut bersama anggotanya.

“Hari ini saya turun dengan 13 anggota. Tapi hasilnya tidak seberapa karena gelombang tinggi,” kata pria yang akrab disapa Om Wadi ini.

Seorang nelayan Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah memamerkan jatah ikan hasil pembagian kelompok usai melabuhkan perahunya di Teluk Lalong, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/ Stepensopyan Pontoh)

Kelompok nelayan yang mengandalkan alat tangkap pukat itu, biasanya sekali melaut mendapat beberapa ember ikan. 

“Hari ini hanya dapat satu bucket saja. Tapi itu lumayan daripada tidak ada sama sekali,” paparnya saat ditemui usai melabuhkan perahunya di Teluk Lalong.

Wadi mengaku kadang kala pada kondisi seperti ini mereka tidak mendapatkan ikan sama sekali. Bahkan, beberapa kali keberangkatan mereka harus pulang sebelum tiba di tempat tujuan.

“Pernah baru berangkat tapi karena ketemu gelombang tinggi jadi langsung balik ke pantai,” ungkapnya.

Saban hari, kata Wadi, mereka berangkat melaut sekira pukul 03.00 Wita. Perjalanan sekira satu hingga dua jam mereka lalui, barulah mereka melepas pukat saat melihat adanya tanda-tanda ikan.

“Kadang lepas pukat itu jam lima. Kita lepas sambil memutar melingkari kawanan ikan, kemudian kita tarik ke perahu,” jelas warga Kelurahan Bungin, Kecamatan Luwuk ini.

Cuaca buruk, kata Wadi, memang kerap dialami nelayan setiap kali mendekati Hari Raya Imlek. Itu sudah menjadi pengetahuan nelayan di Banggai untuk memprediksi gelombang tinggi.

“Setiap tahun memang seperti ini. Selalu ada gelombang tinggi, apalagi menjelang imlek,” pungkasnya.

Ia berharap cuaca buruk segera berakhir di wilayah perairan Banggai, sehingga pendapatan mereka juga bisa kembali normal dan mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak.