Korban gempa di Palu harap segera terima bantuan dana stimulan

id korban gempa di palu,korban gempa berharap bantuan,bantuan dana stimulan,korban gempa palu 2018

Korban gempa di Palu harap segera terima bantuan dana stimulan

Sejumlah penyintas bencana beraktivitas di dekat tenda daruratnya di shelter Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (21/1/2020). Setelah 16 bulan pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sigi, dan Donggala, sejumlah korban bencana masih bertahan di tenda-tenda darurat. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/pd. (ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI)

Palu (ANTARA) - Sejumlah warga korban bencana alam gempa bumi 7,4 SR di Kota Palu, Sulawesi Tengah sangat berharap segera menerima bantuan dana perbaikan rumah mereka yang rusak akibat bencana alam tersebut pada 28 September 2018.

Made Suartana (52), seorang warga di Palu, Jumat mengaku rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa bumi dua tahun lalu dan sampai sekarang belum juga mendapatkan bantuan dana dari pemerintah yang dialokasikan untuk rehabilitasi bangunan-bangunan tempat tinggal yang mengalami kerusakan ringan,sedang dan berat.

"Saya belum tahu rumah saya masuk dalam kategori mana," kata dia.

Namun, sangat berharap bantuan dana stimulan tahap II secepatnya bisa cair sehingga mereka bisa memperbaiki kembali rumahnya yang rusak.

"Kami hanya dengar bahwa bantuan dana stimulan tahap II yang diperuntukan bagi rumah rusak ringan maupun sedang akan segera cair," kata pria berdarah Bali itu.

Dia juga mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini tim verifikasi baik dari Pemkot Palu bersama pihak kelurahan sedang turun lapangan untuk memastikan warga yang akan menerima bantuan dimaksud.

"Tetangga saya yang rumahnya juga rusak sudah didatangi tim. Tapi rumah saya tidak ditinjau," keluhnya.

Ia menambahkan pasca bencana alam tersebut, rumahnya sudah didata dan semua dokumen yang dibutuhkan sudah dipenuhi dan diserahkan ke instansi yang berwenang.

"Ya mudah-mudahan saja, dana itu bisa cair sesuai dengan kualifikasi kerusakan," ujarnya berharap.

Berdasarkan pembagian bantuan dana yang kami dengan untuk bangunan rusak berat Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.

Hal senada juga disampaikan Markus, seorang warga korban gempa yang rumahnya juga ikut rusak dan tidak bisa lagi ditinggali. "Rumah saya lantainya berantakan diterjang gempabumi," kata dia.

Sekarang ini, katanya, karena dana belum juga cair, ia terpaksa membangun rumah disebelah rumahnya yang rusak,meski hanya menggunakan kayu/papan.

"Yang penting bisa untuk tempat tinggal sementara, sambil menunggu bantuan dana stimulan tahap II cair," kata Maskus.

Sementara Obed Panginan, seorang warga di wilayah Malaya, Kelurahan Birobuli Selatan mengatakan sudah mendapatkan bantuan dana pembvangunan rumah yang rusak berat akibat terjangan gempa beberap waktu lalu.

"Tapi saya tidak menerima uang tunai. Saya langsung menerima rumah jadi dibangun di tanahnya sendiri," kata lelaki yang juga seorang tkang mebel di kawasan Kelurahan Tondo, Palu Timur yang termasuk wilayah diterjang tsunami saat gempabumi 7,4 SR terjadi pada 28 September 2018.

Usaha mebelnya ludes disapu tsunami dan kini memulai awal lagi membuka usaha tersebut di kompleks rumahnya di jalan Malaya.

Dia menjelaskan rumah yang sementara dibangun itu adalah rumah Minahasa. ***3***
(T.BK03/)