33 persen investor pasar modal di Sulteng kalangan kaum mileneal

id pasar modal, BEI,investor, sulteng

33 persen investor pasar modal di Sulteng kalangan kaum mileneal

Dok, Konfrensi pers penutupan "public expose live 2019 oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) di jakarta melalui siaran langsung menggunakan aplikasi webinar yang dapat disaksikan diseluruh kantor perwakilan BEI, temasuk kantor perwakilan BEI Sulawesi Tengh, di Palu. (ANTARA/Moh Ridwan)

Palu (ANTARA) - Sekitar 33 persen investor pasar modal pada Bursa Efek Indonesia di Provinsi Sulawesi Tengah didominasi kalangan mileneal dari total 3.101 investor yang berinvestasi di pasar saham.

"Itu artinya di generasi mileneal berumur 18 sampai 25 tahun sudah melek investasi di bursa saham, apa lagi cukup dengan modal Rp100.000 sudah bisa menjadi pemegang saham," ungkap Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulteng Dendi Faisal Amin di Palu, Sabtu.

Pertumbuhan investor bursa saham di provinsi itu menunjukkan progres yang baik. Selain 33 persen investor mileneal, 20 persen lebih lainnya adalah investor dengan usia 25 sampai dengan 40 tahun yang memegang berbagai saham di pasar modal.

Dia menjelaskan pada tahun 2018, jumlah investor pada pasar saham di Sulteng sekitar 819 orang, dan 2019 semakin tumbuh pesat di angka 1.200 investor atau pencapaiannya 49 persen dengan rata-rata transaksi per bulan sebanyak Rp110 miliar.

Guna meningkatkan capaian pertumbuhan investasi di pasar modal BEI diharapakan ada perusahaan-perusahaan di provinsi ini yang mau menjadi perusahaan terbuka dalam artian ikut terlibat di bursa saham BEI.

Selama ini, perusahaan yang bermain di pasar modal hanya perusahaan tingkat nasional.

Bahkan, dalam catatan BEI perusahaan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) secara nasional baru satu yang masuk dalam daftar pasar saham.

"Tahun sebelumnya kami masih fokus menjalin kerja sama dengan instansi non-pemerintah baik perbankan, PT Taspen, PT Jasa Raharja dan sebagainnya. Tahun 2020 ini kami upayakan bisa bermitra dengan pemerintah daerah," ujar Dendi.

Beberapa waktu lalu, BEI telah berkomunikasi dengan pemerintah Sulteng.Dari komunikasi itu mendapat respons baik, bahkan Gubernur Sulteng Longki Djanggola meminta BEI untuk memperkenalkan pasar modal kepada Aparatur Silpil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah daerah di samping mencegah masuknya investasi bodong yang mengatasnamakan saham.

Dia menambahkan tahun 2020 ini BEI menargetkan 1.500 investor baru pada pasar saham di provinsi tersebut dan rencananya akan membuka galeri investasi bursa di sejumlah instansi pemerintah.

"Tentunya dengan target ini diharapkan pertumbuhan transaksi pasar modal ikut meningkat dan memberikan dampak yang signifikan," katanya.