Panen jagung sebagai simbol pemulihan ekonomi petani di Sigi

id Bayer Indonesia, Mercy Corps Indonesia, Panen, Jagung, Sigi, pascabencana, pengairan, irigasi, Muhammad Irwan Lapata

Panen jagung sebagai simbol pemulihan ekonomi petani di Sigi

Petani mulai panen jagung bantuan Bayer dan Mercy Corps Indonesia di Desa Kalawara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Jumat. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Kami harus bangkit, kembali bertani, untuk membangun kehidupan lebih baik
Palu (ANTARA) - Selalu ada harapan usai kesulitan. Ungkapan itu cukup kuat bagi masyarakat petani di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Usai dilanda bencana gempa bumi dan likuifaksi 16 bulan silam, mereka mulai bangkit kembali untuk menata kehidupan baru. Roda perekonomian wajib terus berputar. Berharap bantuan pemerintah tidak mungkin terus dilakukan.

"Kami harus bangkit, kembali bertani, untuk membangun kehidupan lebih baik," kata Krispian (45), salah seorang petani di Desa Kalawara, Kecamatan Gumbasa, Sigi, akhir Januari 2019

Sebagai petani padi, mereka tidak dapat mengolah sawah dikarenakan rusaknya aliran irigasi dan tidak tersedianya air. Sementara para petani hanya memiliki keahlian khusus di komoditi padi, dan kurang memahami komoditi pertanian lainnya.

Krispian dan rekannya di kelompok tani Ojolali mencoba peruntungan dengan menanam jagung di lahan sawah yang kering. Harapannya sederhana, dengan air secukupnya mereka bisa mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarga.

Dua musim bertani jangung dan semuanya kurang berhasil. Sekali panen, para petani maksimal mendapatkan 4-5 ton per hektar jagung pipilan kering. Setiap musim tanam, paling kecil petani mengeluakan modal Rp5 juta rupiah.

"Belum lagi biaya lain-lain yang tak terduga," ujarnya.

Krispian menuturkan, di tengah kebimbangan petani, PT Bayer Indonesia bersama Yayasan Mercy Corps Indonesia hadir memberikan semangat untuk kembali bertani.

Perusahaan memberikan pendampingan teknis pada petani untuk budidaya jagung di lahan kurang air. Bahkan Bayer memberikan bantuan instalasi sumur dangkal dan dalam hingga pompa air untuk petani.

Tidak sebatas mendampingi, Bayer juga menjadikan lahan petani sebagai contoh demonstrasi plot (Demplot) untuk teknik budidaya jagung dengan hasil maksimal.

"Sebelumnya kami hanya bisa panen maksimal 5 ton per hektar, sekarang 7,9 ton per hektar," ungkap Krispian sambil tersenyum.

Melihat bukti nyata inovasi budidaya jagung oleh Bayer, Krispian menyatakan keyakinan untuk mengolah 150 hektare lahan kering di desanya sebagai sentra budidaya jagung.

Jagung pun menjadi komoditi yang menjanjikan bagi petani. Jika sebelumnya mereka mengolah sawah yang dipanen dua kali setahun dengan kebutuhan air yang banyak, jagung bisa dilakukan tiga kali setahun dengan hanya membutuhkan air yang cukup saja.

"Harga jagung cukup baik, Rp3.700 per kilogram pipilan kering di tingkatan petani," kata Krispian.
Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapatta, Direktur Bayer Indonesia Mohan Babu dan Direktur Eksekutif Yayasan Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis memanen jagung bantuan Bayer dan Mercy Corps Indonesia di Desa Kalawara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, Jumat. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Dukungan Bayer Indonesia

Direktur Bayer Indonesia Mohan Babu menegaskan perusahaan sangat senang dapat memberikan senyum bahagia kepada petani. Bayer tidak sekadar mengejar keuntungan bisnis, tetapi lebih dari itu, mereka ingin memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat.

Bayer sebagai perusahaan global dengan kompetensi di bidang Life Science merasa ikut bertanggung jawab untuk pemulihan pascabencana di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Sigi.

"Secara pribadi, saya mengalami dan merasakan dampak langsung dari bencana tersebut," kata Mohan.

Mohan menuturkan pengalaman emosional yang dirasakannya ketika berkunjung ke Sigi. Pesawat terbang kala itu tidak dapat mendarat di bandar udara Palu dan melihat kerusakan dampak bencana. Dirinya harus kembali ke Makassar untuk menunggu beberapa jam lagi.

Saat perjalanan pertama kali ke Sigi, Mohan menemukan 35 anak yang kehilangan segalanya. Besarnya dampak bencana itu membuat Mohan berkomitmen untuk mengkoordinasikan bantuan yang disalurkan ke penyintas

Usaha penggalangan bantuan, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp2,3 miliar. Dukungan itu merupakan gabungan dari dana korporasi dan solidaritas karyawan Bayer di ASEAN, Mexico dan Basel (Swiss). Dengan dana ini,  perusahaan mempercayakan penyaluran kepada Yayasan Mercy Corps Indonesia karena dianggap sebagai lembaga kemanusiaan transparan dengan akuntabilitas yang baik.

Mercy Corps menyarankan intervensi dilakukan di Kabupaten Sigi, karena dampak bencana yang begitu besar di daerah itu.

"Saran itu sama dengan apa yang saya lihat dan rasakan," ujar Mohan.

Pada tahap awal, bantuan Bayer dalam bentuk air bersih dan peralatan sanitasi telah menjangkau 30 persen dari total pengungsi (lebih dari 32.000 dari total 93.187 orang).

Pada tahap final, instalasi mesin pompa air dan sumur dari Bayer telah berhasil mengairi 300 hektare lahan pertanian, serta pendampingan teknis agronomi telah membawa hasil panen para petani Sigi mencapai 7,9 ton per hektar, di atas produktivitas rata-rata nasional yakni 5,6 ton per hektar.

Bayer melalui Mercy Corps Indonesia mendistribusikan 48 pompa air dan membangun sumur dangkal untuk menunjang kegiatan petani di sembilan desa di Sigi meliputi Desa Jono Oge, Kalawara, Sidondo III, Sidondo IV, Maku, Maranata, Sibowi, Sibalaya Utara, Sibalaya Selatan.

Keberlanjutan

Walapun panen raya jagung telah selesai dilakukan, namun Bayer Indonesia menegaskan bahwa intervensi pemulihan pascabencana di Kabupaten Sigi belum selesai.

Mewakili Bayer Internasional, Mohan mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah daerah di Sigi. Tanpa dukungan itu, pihaknya tidak dapat melakukan program-program pemulihan tersebut.

"Kami berkomitmen untuk keberlanjutan program ini dan tidak mau berhenti," jelas Mohan.

Sebagai perusahaan global, Bayer fokus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Sesuai dengan kompetensi perusahaan, Bayer fokus pada poin pertama hingga ketiga yakni mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan. Serta memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia.

Komitmen keberlanjutan ditandai dengan penambahan staf pendamping lapangan oleh Bayer. Mereka akan mendampingi dan membimbing petani terkait budidaya teknis pertanian hingga memberikan akses pasar.

Selain penambahan staf lapangan, Bayer merencanakan pembangunan pusat pelatihan petani di atas lahan 3-5 hektar di Kabupaten Sigi.

Lokasi itu akan digunakan petani untuk belajar lapangan tentang budidaya tanaman yang baik untuk meningkatkan kualitas petani, sesuai keahlian yang dimili Bayer.

"Tidak hanya tranfer teknologi, tetapi kami akan mengajarkan bagaimana menganalisis usaha tani yang mereka laksanakan," tegas Mohan.

Apresiasi semua pihak

Direktur Eksekutif Yayasan Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis mengatakan sebagai lembaga kemanusiaan akan terus memberikan program terbaik untuk para penyintas di Kabupaten Sigi.

Mercy Corps merupakan lembaga kemanunisaan yang dipercayakan Bayer untuk menyalurkan bantuan dari seluruh dunia bagi penyintas korban bencana. Sejak masa tanggap darurat bencana hingga rehabilitas dan rekonstruksi, air menjadi kebutuhan utama para petani.

"Tanpa dukungan Bayer dan pemerintah daerah, Mercy Corps tidak bisa bekerja maksimal," ujarnya.

Mercy Corps memastikan bantuan Bayer mencapai target sasaran, sehingga masyarakat Sigi terutama petani bisa segera pulih dari situasi kritis pascabencana dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Bupati Sigi Mohammad Irwan menyatakan inisiatif Bayer membantu pemulihan bidang pertanian dan ketersediaan air menjadi kebutuhan yang paling mendesak bagi masyarakat Kabupaten Sigi, khususnya para petani.

Irwan secara pribadi dan atas nama pemerintah daerah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bayer dan Mercy Corps Indonesia, yang telah berkerja sama membantu masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sigi melalui bantuan fasilitas pengairan dan pendampingan teknis pertanian, serta pengadaan air bersih dan fasilitas sanitasi yang tentunya sangat membantu dalam pemulihan pascabencana, khususnya di bidang pertanian.

"Saya sangat berterimakasih untuk bantuan pompa air dan sumur dangkal, sekarang saya sudah bisa bertani lagi," kata Ambu Upo, salah seorang petani Hortikultura di Desa Sidondo III.

Program dana solidaritas karyawan Bayer dari seluruh dunia memberikan hasil dan harapan kepada petani dan masyarakat di Kabupaten Sigi, jika banyak orang-orang yang peduli atas musibah kemanusiaan di belahan bumi manapun di dunia ini.