Deklarator Perdamaian Minta Presiden Perhatikan Keamanan Poso

id Poso, Deklarasi Malino, Sulteng, Teroris

Deklarator Perdamaian Minta Presiden Perhatikan Keamanan Poso

Polisi sedang saat melakukan olah TKP bom bunuh diri di halaman Mapolres Poso, Senin (3/6) (ANTARASulteng/Sofyan)

"Himbauan saya, negara harus memperhatikan khusus penyelesaian keamanan Poso secara komprehensif. Ini bukan kerusuhan lama, tapi model baru," kata tokoh masyarakat Poso yang juga deklarator perdamaian Poso, Yus Mangun
Palu (antarasulteng.com) - Para deklarator perdamaian Poso, Sulawesi Tengah meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi perhatian khusus untuk penyelesaian masalah keamanan dan ketertiban di Poso

"Himbauan saya, negara harus memperhatikan khusus penyelesaian keamanan Poso secara komprehensif. Ini bukan kerusuhan lama, tapi model baru," kata tokoh masyarakat Poso yang juga deklarator perdamaian Poso, Yus Mangun di Palu, Selasa.

Yus Mangun mengemukakan hal itu menanggapi munculnya gangguan stabilitas keamanan di Poso dalam beberapa waktu belakangan ini mulai dari pembunuhan polisi, penangkapan warga tidak bersalah oleh polisi, bom bunuh diri di markas polisi, sampai pada aksi penembakan yang menewaskan seorang warga pada Senin (10/6) sore.

"Ini kewajiban negara melihat kondisi ril di lapangan. Perlu ada formulasi baru standar operasional yang disepakati pada tingkat nasional dalam melihat kondisi keamanan di Sulawesi Tengah," kata Yus.

Legislator Provinsi Sulawesi Tengah itu mengatakan pemerintah perlu segera melakukan koordinasi untuk menata kembali penanganan keamanan Poso karena selama ini dinilai tidak efektif.

"Ini perlu disikapi pemerintah pusat agar Sulawesi Tengah tidak jadi stigma kekacauan nasional. Kami juga ingin hidup tenteram selayaknya warga yang dijamin undang-undang," katanya.

Yus mengatakan penanganan Poso pascadeklarasi Malino 2001 selama ini tidak optimal dan umumnya penyelesaian masalah dengan cara kekerasan.

"Semua permasalahan tidak harus diselesaikan dengan kekerasan. Kita harus lakukan pendekatan persuasif, pendekatan kemanusiaan. Dengan cara lembut," katanya.

Deklarator Poso lainnya, Nawawi Sang Kilat mengatakan DPRD sudah pernah mengundang Polri, TNI, intelijen, para bupati dan gubernur yang daerahnya dilanda konflik untuk membahas penyelesaian konflik di daerah ini.

Nawawi mengatakan apa yang dilakukan dalam penyelesaian konflik selama ini belum tuntas.

Nawawi menyebutkan polisi sudah menyebut ada provokator di balik konflik komunal di Kota Palu dan Sigi, tapi anehnya kenapa provokatornya tidak ditangkap.

"Makanya jangan heran belum selesai ditangani satu daerah, ada lagi daerah yang konfliknya pecah," kata Nawawi.***