Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata mengaku gembira dan senang melihat hasil panen perdana jagung hibrida varietas SK Sumo di Desa Walatana, Kecamatan Dolo Selatan dengan produksi mencapai 8 ton per hektare.
"Ini membanggakan kita semua, sebab pencapaian hasil produktivitas bisa seperti itu sudah sangat tinggi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sigi, Mulyadi mewakili Bupati Sigi di Desa Walatana, Jumat.
Dengan produktivitas yang mencapai 8 ton tersebut, Mulyadi berharap akan memberikan motivasi bagi para petani, bukan saja di wilayah Dolo Selatan, tetapi semua kecamatan di Sigi terutama pascabencana gempa, likuefaksi dan banjir bandang.
Baca juga: Bupati Sigi segera wujudkan janjinya bangun jalan desa terdampak bencana
Mulyadi mengajak para petani belajar dari apa yang baru saja menyaksikan kegiatan panen perdana jagung varietas MK Sumo yang hasilnya terbukti dapat meningkat lebih tinggi dibanding varietas lainnya yang sebelumnya dikembangkan para petani.
"Saya selaku pemerintah daerah dan pribadi sangat salut kepada petani yang terus berusaha bangkit, termasuk petani komoditas hortikultura di Desa Walatana dan desa-desa sekitarnya yang juga terdampak bencana alam gempa dan banjir bandang," katanya.
Pascabencana ini, dirinya mengajak para petani untuk mengembangkan komoditas tahan panas dan jangka waktu panen pendek, sebab lahan sawah yang ada telah hancur dan kesulitan air.
Salah satu komoditas bernilai ekonomis dengan jangka panen pendek hanya tiga bulan yakni jagung, maka komoditas tersebut menjadi pilihan agar bisa menopang kebutuhan hidup sehari-hari.
Dia mengatakan apabila dikembangkan secara luas maka hasilnya juga akan lebih besar.
"Bayangkan saja dalam satu hektare bisa menghasilkan delapan ton, itu sudah luar biasa," kata Mulyadi.
Baca juga: Bupati janji akan bangun jalan lingkar Danau Lindu
Pemkab Sigi, kata dia dalam beberapa tahun terakhir gencar mendorong para petani di seluruh kecamatan di daerah itu untuk mengembangkan komoditas jagung.
Bahkan, kata kata Mulyadi, bupati menekankan setiap desa diharapkan menyediakan lokasi masing-masing 25 hektare untuk pengembangan jagung.
Di Kota Palu, kata dia, harga jagung berkisar Rp6.000 s/d Rp7.000/kg. Di tingkat petani, menurut informasi harga jagung sudah mencapai Rp3.000/kg.
"Jadi harga jagung sekarang ini terbilang sudah bagus," ujar dia.
Menurut dia, jika petani sungguh-sungguh mengembangkan jagung dengan menggunakan benih unggul didukung pupuk dan obat-obatan sesuai dengan petunjuk, niscaya produksi akan meningkat lebih baik dan kesejahteraan petani juga semakin mengembirakan.
"Ini membanggakan kita semua, sebab pencapaian hasil produktivitas bisa seperti itu sudah sangat tinggi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sigi, Mulyadi mewakili Bupati Sigi di Desa Walatana, Jumat.
Dengan produktivitas yang mencapai 8 ton tersebut, Mulyadi berharap akan memberikan motivasi bagi para petani, bukan saja di wilayah Dolo Selatan, tetapi semua kecamatan di Sigi terutama pascabencana gempa, likuefaksi dan banjir bandang.
Baca juga: Bupati Sigi segera wujudkan janjinya bangun jalan desa terdampak bencana
Mulyadi mengajak para petani belajar dari apa yang baru saja menyaksikan kegiatan panen perdana jagung varietas MK Sumo yang hasilnya terbukti dapat meningkat lebih tinggi dibanding varietas lainnya yang sebelumnya dikembangkan para petani.
"Saya selaku pemerintah daerah dan pribadi sangat salut kepada petani yang terus berusaha bangkit, termasuk petani komoditas hortikultura di Desa Walatana dan desa-desa sekitarnya yang juga terdampak bencana alam gempa dan banjir bandang," katanya.
Pascabencana ini, dirinya mengajak para petani untuk mengembangkan komoditas tahan panas dan jangka waktu panen pendek, sebab lahan sawah yang ada telah hancur dan kesulitan air.
Salah satu komoditas bernilai ekonomis dengan jangka panen pendek hanya tiga bulan yakni jagung, maka komoditas tersebut menjadi pilihan agar bisa menopang kebutuhan hidup sehari-hari.
Dia mengatakan apabila dikembangkan secara luas maka hasilnya juga akan lebih besar.
"Bayangkan saja dalam satu hektare bisa menghasilkan delapan ton, itu sudah luar biasa," kata Mulyadi.
Baca juga: Bupati janji akan bangun jalan lingkar Danau Lindu
Pemkab Sigi, kata dia dalam beberapa tahun terakhir gencar mendorong para petani di seluruh kecamatan di daerah itu untuk mengembangkan komoditas jagung.
Bahkan, kata kata Mulyadi, bupati menekankan setiap desa diharapkan menyediakan lokasi masing-masing 25 hektare untuk pengembangan jagung.
Di Kota Palu, kata dia, harga jagung berkisar Rp6.000 s/d Rp7.000/kg. Di tingkat petani, menurut informasi harga jagung sudah mencapai Rp3.000/kg.
"Jadi harga jagung sekarang ini terbilang sudah bagus," ujar dia.
Menurut dia, jika petani sungguh-sungguh mengembangkan jagung dengan menggunakan benih unggul didukung pupuk dan obat-obatan sesuai dengan petunjuk, niscaya produksi akan meningkat lebih baik dan kesejahteraan petani juga semakin mengembirakan.