Pakar satwa Jatim belum bisa bantu evakuasi buaya karena soal izin

id buaya berkalung ban,palu,fun park jatim

Pakar satwa Jatim belum bisa bantu evakuasi buaya karena soal izin

Seekor buaya liar berkalung ban bekas berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (15/1/2020). (Antara Foto / Basri Marzuki)

Palu (ANTARA) - Akibat terkendala oleh izin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tim pakar satwa dari Predator Fun Park Jawa Timur, belum dapat membantu proses evakuasi terhadap buaya terlilit ban bekas sepeda motor di Sungai Palu, Sulawesi Tengah.

''Kita masih menunggu izin dulu," ujar Dwi salah satu tim Predator Fun Park di Palu, Rabu.

Kehadiran mereka merupakan suatu bentuk kepedulian relawan asal Kota Batu terhadap hewan reptil yang sudah kurang lebih empat tahun lehernya terjerat ban.

'"Awalnya, kami turun pertama liat di medsos dan media. Waktu pertama mau berangkat tidak ada biaya terpaksa kami coba mendekati pemerintah Kota Batu, Alhamdulillah akhirnya dibantu.'' jelasnya.

Tidak hanya itu, saat berangkat dari Kota Batu, Jawa Timur menuju Ke Kota Palu ini, tim tidak mengetahui adanya peraturan harus adanya legalitas dari Kementrian LHK.

''Sangat ribet sekali, kami tidak tahu, kalau syaratnya serumit itu. Kemarin rapat dengan BKSDA katanya, kami harus ke Jakarta untuk presentasi cara menangkap buaya dan kalau disetujui baru izin dikeluarkan,"' terangnya

Sementara itu, Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar mengakui bahwa relawan yang akan membantu proses evakuasi buaya berkalung ban, memang harus terlebih dahulu meminta izin dari Kementrian LHK di Jakarta.

''Harus minta izin dari ke kementerian dulu. Semacam persetujuan agar jangan sampai celaka. Dia juga harus presentasi apa yang mau dia bikin," jelasnya.

Hingga saat ini, buaya yang terlilit ban motor bekas di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, belum dapat diselamatkan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak BKSDA Sulteng untuk menyelamatkan hewan reptil ini.

Dua ahli buaya asal Australia yakni Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson, telah mendapatkan izin dari Kementrian LHK untuk membantu operasi penyelamatan seekor buaya muara tersebut namun hingga saat ini masih nihil.

Baca juga: Dua ahli hewan asal Australia bantu evakuasi buaya berkalung ban
Baca juga: Evakuasi buaya berkalung ban masih nihil di sungai Palu
Baca juga: Komunitas reptil harapkan evakuasi penyelamatan buaya "ban" tidak kembali gagal