Gubernur Sulteng: Pembangunan irigasi Gumbasa Sigi dikerjakan bertahap

id Irigasi gumbasa, sigi

Gubernur Sulteng: Pembangunan irigasi Gumbasa Sigi  dikerjakan bertahap

Kondisi irigasi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang saat ini telah berfungsi mengairi air ke lahan-lahan pertanian milik petani di Sigi. ANTARA/Muhammad Hajiji

Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan pembangunan irigasi utama di Gumbasa, Kabupaten Sigi, yang rusak akibat gempa pada 28 September 2018, akan dikerjakan secara bertahap.

"Saat ini, irigasi Gumbasa sudah difungsikan, meskipun masih sebagian dan baru mampu mengairi sekitar 1.010 hektare lahan pertanian," ungkapnya di Palu, Sulteng, Sabtu.

Irigasi Gumbasa mulai berfungsi pada 2020 setelah melalui proses rehabilitasi dan saat ini baru mampu mengairi lahan pertanian Desa Pandere dan Kalawara, Kecamatan Gumbasa.

Selama ini, irigasi tersebut melayani kebutuhan air pertanian empat kecamatan di Sigi yakni Gumbasa, Tanambulava, Dolo dan Biromaru, termasuk areal pertanian di Kelurahan Petobo, Kota Palu, yang terdampak likuefaksi.

Gubernur menjelaskan pembangunan kembali irigasi Gumbasa yang ditangani Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan melalui tiga tahap, sehingga nanti diharapkan bisa melayani sekitar 8.000 hektare lahan pertanian di Sigi.

"Dengan mulainya beroperasi irigasi Gumbasa diharapkan kondisi pertanian Sigi berangsur pulih pascabencana," kata dia.

Sumber mata pencaharian masyarakat di kabupaten itu bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan, sehingga kebutuhan air sangat penting untuk peningkatan produksi.

Di samping itu, hasil pertanian Sigi juga melayani kebutuhan pangan ibu kota Sulteng.

Dikemukakannya, saat ini petani di dua desa yang dilalui aliran irigasi Gumbasa sudah bercocok tanam dimulai dengan menanam komoditas jagung.

"Kabupaten Sigi merupakan daerah pertanian, maka nadinya adalah air. Irigasi Gumbasa penopang utama kebutuhan air bagi petani," ucap Longki.

Akibat rusaknya irigasi tersebut, 7.000-an hektare lahan pertanian tersebar di empat kecamatan mengalami kekeringan dan tidak bisa diolah.

Padahal, wilayah-wilayah terdampak gempa dan likuefaksi merupakan kantong produksi komoditas tanaman pangan dan hortikultura.

Selama jaringan irigasi rusak, kebanyakan petani di empat kecamatan Sigi yang selama ini bergantung pasokan air irigasi Gumbasa tidak bisa berbuat banyak sehingga banyak lahan pertanian kekeringan.