Presiden Jokowi: seluruh negara saling berebut arus modal masuk

id Presiden jokowi

Presiden Jokowi: seluruh negara saling berebut arus modal masuk

Presiden Jokowi memberikan arahan dalam acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2020, di Jakarta, Kamis.  (Rangga Pandu Asmara Jingga)

Semakin banyak arus modal masuk, semakin banyak pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Teori dasarnya seperti itu, sehingga semua negara sekarang berebut agar arus modal masuk ke negaranya
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meresmikan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2020, di Jakarta, Kamis.

Dalam arahannya di acara tersebut Presiden mengatakan bahwa saat ini seluruh negara di dunia saling memperebutkan arus modal masuk atau investasi.

"Semakin banyak arus modal masuk, semakin banyak pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Teori dasarnya seperti itu, sehingga semua negara sekarang berebut agar arus modal masuk ke negaranya," ujar Presiden Jokowi.
Presiden mengatakan saat ini APBN Indonesia hanya mempengaruhi sekitar 16 persen pertumbuhan ekonomi.

Sementara APBN ditambah APBD hanya mempengaruhi 23 persen pertumbuhan ekonomi. Artinya, kata Presiden, 77 persen pertumbuhan ekonomi dipengaruhi dunia usaha atau kalangan swasta.

"Yang menggerakan adalah swasta. Kita harus memahami betapa penting dunia usaha, dunia swasta dalam membuka lapangan kerja dan akan berpengaruh terhadap perekonomian. Kalau kita tidak mengerti ini akan sulit memahami betapa pentingnya yang namanya arus modal masuk, yang namanya investasi," ujar Presiden menjelaskan.

Dia menyampaikan saat ini berdasarkan GDP nominal, Indonesia sudah berada di peringkat 15 dari seluruh negara di dunia. Diprediksi Indonesia akan masuk empat besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada 2045.

Presiden meminta peringkat kemudahan berusaha dan kemudahan memulai usaha di Indonesia untuk terus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Investasi jalan untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Presiden Jokowi puji kerja Kepala BKPM Bahlil Lahadalia