Polres Parigi Moutong tanam 1.500 bibit bakau

id manggrov, polres parigi moutong, parigi moutong

Polres Parigi Moutong tanam 1.500 bibit bakau

Kapolres Parigi Moutong AKBP Zulham Efendi Lubis (tengah) mengikat bibit bakau di wadah yang sudah disediakan pada penanaman mangrove di pantai Desa Martasari yang melibatkan unsur TNI, Basarnas, pemerintah daerah, beserta masyarakat setempat,di Parigi, Jumat (21/2/2020). ANTARA/HO-Amirullah

Parigi (ANTARA) - Polres Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menanam sekitar 1.500 bibit bakau di Pantai Parigi sebagai upaya menjaga keberlangsungan ekosistem alam serta meminimalisasi dampak yang ditimbulkan akibat gejolak alam.

Kapolres Parigi Moutong AKBP Zulham Efendi Lubis di Parigi, Jumat, mengatakan kegiatan itu melibatkan sejumlah unsur di antaranya personel TNI-AL, Basarnas, Polairud, dan pemerintah daerah setempat, termasuk warga pesisir di Desa Martasari, Parigi.

"Kegiatan yang bernuansa lingkungan sebagai bentuk implementasi Polri mendukung strategi konservasi sedunia, yaitu memadukan aktivitas konservasi dengan non-konservasi secara simultan dan berkelanjutan," katanya.

Zulham memaparkan tujuan utama konservasi menurut strategi konservasi sedunia, yaitu memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan dalam rangka menciptakan ekosistem yang berimbang.

Di samping itu, katanya, mempertahankan dan menambah keanekaan genetis serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati laut dan ekosistemnya serta sarana dan prasarana wisata alam.

Dia mengatakan kegiatan itu sebagai tindakan preventif dan preentif dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya laut terhadap setiap aktivitas yang mengancam kerusakan lingkungan, baik wilayah pantai maupun pesisir.

"Hutan mangrove memiliki peran ekologis besar bagi kehidupan manusia, oleh karena itu keberlangsungannya perlu dijaga dan dilestarikan. Mangrove memiliki banyak fungsi, antara lain mencegah tsunami, erosi, abrasi, hingga pemanfaatan sebagai sektor pariwisata," ungkap dia.

Menurut dia, pelestarian lingkungan kapan saja bisa dilakukan tanpa harus menunggu instruksi pemerintah, lembaga, maupun organisasi lainnya.

Ia menyebut menjaga keberlangsungan ekologi menjadi tanggung jawab bersama.

"Secara nasional fakta menunjukkan laju kehilangan hutan mangrove sebesar tiga hingga lima kali lebih cepat dari kehilangan hutan global," ucap Zulham.

Selain kegiatan lingkungan, katana, aksi yang dilakukan pihaknya tidak terlepas dari upaya membangun kerja sama lintas sektoral, baik pemerintah, penegak hukum, aparat keamanan, maupun pemangku kepentingan hingga masyarakat di wilayah kerja mereka guna menciptakan suasana kamtibmas yang aman.