Parigi Moutong uji coba budi daya rumput laut dengan teknologi keramba

id rumput laut, parigi moutong

Parigi Moutong uji coba budi daya rumput laut dengan teknologi keramba

Ilustrasi - Seorang pembudi daya menjemur rumput laut. ANTARA

Parigi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menguji coba metode budi daya rumput laut menggunakan teknologi keramba guna meningkatkan produksi komoditas tersebut.

"Kami sudah uji coba di wilayah Kecamatan Sausu oleh petani rumput laut setempat," kata Kepala Bidang Usaha Budidaya Dinas Perikanan Parigi Moutong Made Kornelius, di Parigi, Sulteng, Sabtu.

Budi daya komoditas tersebut di Parigi Moutong oleh petani rumput laut sudah berlangsung cukup lama, namun metode dipakai masih menggunakan bentangan tali atau sistem long yang dinilai cukup rentan terhadap serangan hama serta hempasan ombak jika cuaca ekstrim yang bisa memicu menurunnya produksi.

Made menjelaskan sistem keramba cukup efektif selain menghemat biaya produksi, juga melindungi tanaman dari serangan hama dan ombak.

"Keramba digunakan berukuran 4x4 meter menggunakan pelampung pipa paralon ukuran tiga milimeter, dan ketinggian rumput laut dari permukaan air sekitar 30 sampai 40 centimeter, karena tanaman ini perlu menyerap cahaya Matahari yang cukup agar kondisinya tetap tahan," kata dia.

Menurut Made, penggunaan sistem keramba memiliki banyak keuntungan di antaranya, hemat lokasi, hemat biaya produksi dengan asumsi jika 100 kilogram bibit dikembangkan pada satu keramba maka hasilnya dalam sekali panen mencapai 600 sampai 700 kilogram.

"Kalau menggunakan sistem budi daya keramba jika terjadi musim ombak tidak akan terdampak, berbeda dengan sistem bentangan, sudah pasti rumput laut akan rontok dan konsekuensinya petani merugi," kata dia.

Saat ini Parigi Moutong mengembangkan dua spesies rumput laut jenis Eucheuma cottonii dan jenis Eucheuma spinosum dengan sistem budi daya tradisional.

Dia memaparkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mengembangkan metode budi daya dengan teknik kultur jaringan yang dipercaya sangat baik karena bisa menuai hasil produksi yang positif.

"Kami sudah mengajukan proposal ke Kementerian Kelautan dan Perikanan agar teknik ini bisa dikembangkan di daerah, kami harap pemerintah pusat bisa memfasilitasi," ujarnya.

Sepanjang 2019 produksi rumput laut Parigi Moutong mencapai 13 ribu ton dari dua spesies yang dikembangkan. 

Produksi rumput laut jenis Eucheuma cottonii mencapai 12 juta kilogram lebih atau sekitar 12 ribu ton, sedangkan produksi Eucheuma spinosum hanya sekitar 722 ribu kilogram atau 722 ton per tahun.