ACT latih perempuan penyintas bencana Sigi produksi makanan dari cokelat

id ACT,PASIGALA,PEREMPUAN PENYINTAS,pelatihan,keu cokelat,Sigi,Sulteng,penyintas perempuan

ACT latih perempuan penyintas bencana Sigi produksi makanan dari cokelat

ACT memberikan pelatihan bagi perempuan penyintas bencana gempa dan likuefaksi di Kabupaten Sigi, Sulteng. Mereka dilatik membuat aneka makanan berbahan baku cokelat. (FOTO ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sulawsi Tengah (Sulteng) melatih perempuan penyintas bencana gempa dan likuefaksi di Desa Soulowe, Kabupaten Sigi, memproduksi aneka makanan berbahan baku cokelat.

Kepala ACT Sulteng Nurmarjani Loulembah di Sigi, Sabtu mengatakan, pelatihan itu merupakan program perbaikan ekonomi penyintas bencana alam pada 2018, khususnya ibu rumah tangga.

"Ibu rumah tangga juga mempunyai peran penting dalam perbaikan dan peningkatan ekonomi rumah tangga sehingga dari hasil pelatihan ini, para ibu rumah tangga diharapkan dapat membuat produk aneka makanan yang bernilai yang tentunya dapat membantu ekonomi keluarga," katanya.

 Sebelumnya, kata dia, ACT telah melakukan pemberdayaan ekonomi melalui usaha bawang goreng dan saat ini mereka diajarkan membuat aneka makanan berbahan baku cokelat.

Puluhan ibu rumah tangga yang di tinggal di hunian nyaman terpadu di Desa Soulowe, antusias mengikuti pelatihan. Masing-masing ibu rumah tangga itu dibagi menjadi tiga kelompok.

Tiap kelompok membuat aneka makanan yang berbahan cokelat, seperti cokelat stroberi, cokelat banana, cokelat apel serta sejumlah varian rasa lainya.

ACT menggandeng Pusat Layanan Usaha Terpadu-KUMKM (PLUT-UMKM), sebuah lembaga yang dibentuk oleh Kementrian koperasi dan UKM untuk melatih penyintas bencana tersebut.

Nurmajani Loulembah juga mengatakan beberapa bulan ke depan umat Islam di dunia akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Pada bulan tersebut tentunya permintaan kue kering berbahan baku cokelat untuk Idul Fitri nanti meningkat sehingga momentum tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk meraup keuntungan lebih.

“Beberapa bulan ke depan kita akan melaksanakan ibadah puasa. Tentunya bulan itu bisa dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga. Selain beribadah juga bisa dimanfaatkan untuk membuat aneka makanan cokelat seperti kue kering berbahan cokelat yang tentunya bernilai rupiah,” kata Nurmajani Loulembah .

Sementara itu Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Bidang SDM PLUT Arman Wahid mengatakan program pemberdayaan ekonomi bagi penyintas bencana alam yang digelar ACT sangat tepat.

Menurut dia selama ini korban bencana alam tidak hanya menerima bantuan dari pemerintah maupun lembaga kemanusiaan, namun juga dituntut untuk bertahan hidup di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik, apalagi sejumlah warga kehilangan harta benda maupun pekerjaan pascabencana 28 September 2018.

Dia berharap dari hasil pelatihan ini ibu-ibu rumah tangga khususnya di Desa Soulowe dapat membantu ekonomi keluarga melalui produk makanan yang berbahan baku cokelat maupun produk makanan lainya.

"Kenapa harus berbahan dasar cokelat karena bahan baku cokelat sangat mudah ditemukan di Kota Palu dan cara pembuatan olahanan makanan tersebut tidak rumit. Selain itu cokelat itu semua umur bisa makan dan laku untuk dijual," katanya.

Amran yang juga pelaku usaha aneka makanan berbahan cokelat itu mengatakan setiap bulanya omset yang ia raup mencapai jutaan rupiah, meskipun masih kategori industri rumahan.

"Alhamdulillah setiap bulanya omzet yang saya raup dari hasil penjualan aneka makanan berbahan dasar cokelat itu bisa mencapai Rp3 jutaan. Saya ini tinggal di Petobo korban bencana juga. Jadi dengan adanya usaha ini Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga kami," katanya




 
ACT melatih perempuan penyintas bencana gempa dan likuefaksi di Kabupaten Sigi, Sulteng  membuat aneka makanan berbahan baku cokelat. (FOTO ANTARA/Muhammad Hajiji)