Jakarta (ANTARA) - Yusuf Gabriel terlihat tersenyum, saat ia membagi-bagikan kantong berisi daging kurban kepada masyarakat di Sekolah Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan, Banten, Minggu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1440 H.

Di hadapannya berdiri para warga yang antre untuk mendapatkan pembagian daging kurban. Satu per satu, ia membagikan kantong daging yang ada di tangannya.

Yusuf mengatakan bahwa kegiatan itu merupakan pengalaman pertama baginya membagikan daging kurban pada masyarakat secara langsung.

"Ini baru pertama kalinya, saya senang bisa berbagi dengan sesama," ujar dia.

Yusuf menjelaskan ia bersama dengan teman-temannya mengumpulkan dana agar bisa ikut serta dalam kurban pada tahun ini. Dana yang didapat berasal dari kegiatan "market day", yang mana hasil jualan disumbangkan seluruhnya untuk kegiatan kurban.

"Kami menjual berbagai macam makanan, uangnya untuk kurban," kata dia lagi.

Siswa kelas IX SMP Kharisma Bangsa, Bunga Zahrani Syariah, mengatakan dia mendapatkan pelajaran berharga dari kegiatan itu, yakni saling berbagi dengan sesama.

Untuk persiapan kegiatan itu, kata Bunga, hanya membutuhkan waktu dua pekan. Selain "market day", pihaknya mengumpulkan dana dari sumbangan para siswa. Dari kegiatan "market day", sekolah itu mampu mengumpulkan dana Rp85 juta.

"Setiap siswa menyumbang Rp200.000, hasilnya satu kelas bisa mendapat satu ekor kambing atau satu per tujuh sapi," ucap Bunga lagi.

Bunga mengakui bahwa kegiatan tersebut sangat baik dan berharap terus dilanjutkan di masa mendatang, karena mengajarkan saling berbagi dan peduli terhadap sesama. Daging kurban tersebut dibagikan kepada masyarakat setempat yang kekurangan, yang berada di sekitar sekolah itu.


Pendidikan karakter

Penanggung jawab pelaksanaan kurban di Sekolah Kharisma Bangsa Mehmet Cetin mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari pendidikan karakter. Bagaimana rasa kepedulian siswa terhadap sesama juga semakin meningkat.

"Tidak hanya siswa yang Muslim saja yang menyumbang, siswa yang nonMuslim juga menyumbang dalam kegiatan kurban ini," ucap Cetin.

Pelaksanaan pengumpulan dana melalui "market day", yang mana masing-masing kelas mendapatkan kesempatan untuk berjualan. Dana hasil penjualan tersebut digunakan untuk membeli hewan kurban.

Selama pelaksanaan "market day", siswa-siswa jarang belanja di kantin sekolah. Selain itu, siswa-siswa juga semakin kreatif dalam menyajikan makanan yang akan dijual untuk teman-temannya.

"Selain itu, sifat kedermawanan mereka semakin terasah. Misalnya makanannya harganya Rp8.000, sedangkan uang mereka Rp10.000. Maka kembaliannya tidak diambil dan diberikan untuk kegiatan kurban tersebut," ujar Cetin.

Kegiatan tersebut berlangsung dua pekan sebelum Hari Raya Idul Adha 1440 H. Setiap kelas diberikan kesempatan selama satu hari untuk berjualan.

Cetin yang juga wali kelas XII SMA Kharisma Bangsa mengaku tak kesulitan menjelaskannya pada wali murid. Menurut dia, hubungan antara antara pihak sekolah dan para wali murid selama ini sudah berjalan dengan baik. Sehingga program-program di sekolah bisa disambut baik oleh para wali murid dan mereka kemudian turut pula menyukseskannya.

"Momen seperti ini (Idul Adha) tidak boleh dilewatkan. Kalau dilewatkan, maka bagaimana sekolah mengajarkan arti pengorbanan kepada siswa," ujar dia.

Dengan kegiatan kurban itu pula, lanjut Cetin, dapat meningkatkan ikatan silahturahmi antarkeluarga. Cetin memberi contoh siswa yang dulunya jarang berkomunikasi dengan tantenya, gara-gara kurban mengirimkan pesan singkat pada tantenya untuk mengajak berkurban di sekolah.

"Ibunya sampai mengucapkan terima kasih pada saya, karena tantenya senang karena ponakannya berkomunikasi dengannya," ujar Cetin.

Dia menjelaskan pihaknya tidak hanya mendidik anak cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas emosional, berakhlak mulia serta peduli sesama dengan sejumlah kegiatan sosial.

Cetin menyebut ada tiga kegiatan rutin keagamaan yang diselenggarakan sekolahnya, yakni buka puasa bersama anak yatim menjelang Hari Raya Idul Fitri, kurban pada Hari Raya Idul Adha, dan sumbangan bingkisan pada Maulid Nabi Muhammad SAW.

Untuk tahun ini, Kharisma Bangsa melakukan penyembelihan hewan kurban sebanyak 25 ekor sapi,. Hanya dua ekor yang disembelih di sekolah, sisanya disembelih di rumah pemotongan hewan. Tujuannya agar daging yang dipotong lebih higienis.

Secara keseluruhan, ujar Cetin, Kharisma Bangsa bersama mitra sekolah menyalurkan 177 ekor sapi untuk warga sekitar. Selain siswa, hewan kurban yang terkumpul merupakan partisipasi orang tua, siswa, guru dan karyawan di lingkungan sekolah. Sekolah mitra tersebut tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air.

"Kami berharap agar keberadaan sekolah Kharisma Bangsa dan mitranya dapat semakin dirasakan manfaatnya, serta semakin mempererat tali silaturahmi yang sudah terjalin selama ini," harap Cetin.

Kegiatan penyaluran hewan kurban, lanjut dia, menjadi wujud kepedulian sekolah untuk selalu berbagi kepada masyarakat.

“Semangat berkurban menjadi inspirasi bagi kami. Berkurban merupakan simbol kepedulian antar sesama untuk saling berbagi. Semoga dengan berkurban akan senantiasa meningkatkan semangat kerukunan, mempererat tali persaudaraan, dan toleransi di antara sesama masyarakat," katanya

Cetin juga berharap keberadaan sekolah Kharisma Bangsa dan mitra sekolahnya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga, pada Hari Raya Idul Adha benar-benar menjadi momentum untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitarnya.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019