Yangon (ANTARA) - Sebanyak 53 mayat telah dikeluarkan dari timbunan tanah longsor akibat hujan lebat muson di Myanmar Tenggara sampai Ahad malam (11/8), kata seorang pejabat pemerintah Myanmar.

Departemen Pemadam Myanmar mengatakan tanah longsor di satu gunung menimbun 27 rumah, satu kuil Buddha dan beberapa kendaraan di satu desa di Kota Praja Thaton di Negara Bagian Mon pada Jumat (9/8), sehingga mempengaruhi 169 warga desa.

"Pekerjaan pertolongan akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan sementara 29 warga desa dilaporkan masih belum ditemukan," kata pemerintah di dalam siaran pers pada Ahad, pukul 21.00 waktu setempat.

Htein Lin, Menteri Urusan Sosial Negara Bagian Mon pada Ahad (11/8) mengatakan kepada Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin, dua tanah longsor lagi juga terjadi di daerah tersebut pada akhir pekan.

"Namun, tidak ada orang yang cedera dalam peristiwa ini," kata Lin melalui telepon.

Ia menambahkan setidaknya tiga bagian jalan raya utama di wilayah tersebut rusak akibat hujan lebat yang telah mengguyur wilayah itu selama berhari-hari, dan mengakibatkan penundaan pengangkutan bantuan ke daerah yang terpengaruh.

"Itu adalah bencana paling buruk di wilayah kami dalam tujuh dasawarsa," ia menambahkan.

Menurut data pemerintah, banjir membuat sedikitnya 14.000 orang mengungsi di Negara Bagian Mon, Kayin dan Tanintharyi di Myanmar Selatan.

Kota Kecil Yay di Negara Bagian Mon menjadi kota kecil yang paling parah dilanda bencana sementara dua-pertiga kota kecil itu telah tertimbun tanah longsor sejak Sabtu malam.

Sumber: Anadolu Agency

Baca juga: Asa Rohingya untuk 52 tahun ASEAN

Baca juga: Tim PBB nilai ASEAN lambat atasi pelanggaran HAM Etnis Rohingya

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019