Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengajak semua pihak, khususnya para penyelenggara negara, untuk belajar dari kisah para pendiri bangsa yang mengabdi kepada bangsa dan negara, bukan hanya sekedar untuk mencari jalan mencari kuasa.

"Pasca-penetapan Bung Karno sebagai Presiden pertama dalam Rapat PPKI, tanggal 18 Agustus 1945, Bung Karno pulang berjalan kaki. Santapan berbuka puasanya adalah sate ayam yang dibelinya sendiri di pinggir jalan," ujar Zulkifli dalam pidato Sidang Paripurna yang dilaksanakan di Gedung DPR pada Jumat.

Tidak hanya Presiden Soekarno, Zulkifli juga menyinggung bagaimana tokoh pejuang kemerdekaan Haji Agus Salim sampai akhir hayatnya tetap tinggal di rumah sederhana.

Menteri Luar Negeri Indonesia ke-3 itu bahkan sampai akhir hayatnya tetap tinggal di rumah kontrak yang terletak di gang sempit dengan ruang makan, dapur dan tempat menerima tamu bersatu dalam sebuah ruangan besar.

"Hal serupa juga dilakukan Bung Hatta, sesaat setelah berhenti dari jabatannya sebagai wakil presiden. Bung Hatta menolak menerima uang Rp6 juta yang merupakan sisa dana nonbujeter untuk keperluan operasional dirinya selama menjabat wakil presiden," ujar Zulkifli.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga berbicara tentang perlunya keberlanjutan sosialisasi Empat Pilar agar semakin terpapar kepada masyarakat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya agar dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu dilakukan karena, menurut Zulkifli, MPR berinisiatif untuk melakukan pemantapan mental dan ideologi bangsa dengan bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Sidang Tahunan itu dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden keenam Try Sutrisno, dan Wakil Presiden kesembilan Hamzah Haz.

Selain itu, hadir pula Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta, Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin, serta para menteri Kabinet Kerja dan pemimpin lembaga-lembaga negara.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019