Kupang (ANTARA) - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama mengatakan Nusa Tenggara Timur memiliki potensi untuk menjadi lumbung jagung yang besar di Indonesia apabila pengelolaan lahan dilakukan secara optimal dengan teknologi yang lebih moderen.

"NTT memiliki potensi sebagai daerah penghasil jagung yang hebat karena tanaman jagung di daerah ini tumbuh dengan subur dan berkualitas," kata Basuki Tjahja Purnama ketika ditemui wartawan usai melakukan pertemuan dengan mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya di Kupang, Jumat.

Basuki Tjahja Purnama alias Ahok selama empat hari berada di provinsi berbasis kepulauan ini untuk melakukan investasi pada sektor pertanian dan peternakan di Pulau Timor.

Ia mengatakan pertanian dan peternakan merupakan dua sektor usaha yang memiliki potensi luar biasa dalam pembangunan ekonomi rakyat NTT.

Dikatakannya, apabila sektor pertanian didorong dengan optimal maka pembangunan sektor peternakan akan berkembang pesat.

"Peternakan bisa maju apabila telah memiliki hasil jagung yang besar. Kuncinya disitu sehingga dua sektor ini perlu dikembangkan secara optimal agar pembangunan ekonomi masyarakat NTT menjadi lebih baik," tegasnya.

Ahok mengaku sedang melakukan kajian untuk mengembangkan investasi di NTT dengan sistem teknologi yang moderen dalam mengembangkan pertanian dan peternakan tanpa harus menguasai lahan milik pemerintah maupun rakyat.

"Sistem investasi seperti itu sedang kami kaji. Lahan tetap milik pemerintah atau rakyat," tegas Ahok.

Sementara itu mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan pertemuan bersama mantan Gubernur DKI itu membahas rencana investasi pembangunan pertanian khususnya pengembangan jagung di Kabupaten Kupang dan Malaka.

"Lahan yang dibutuhkan sekitar 1.000 haktare. Lahan untuk pengembangan jagung itu tidak harus dalam satu hamparan tetap, bisa dalam lahan milik masyarakat di Kabupaten Kupang," kata Frans Lebu Raya.

Menurut mantan gubernur NTT dua periode itu selain di Kabupaten Kupang, investasi pengembangan jagung dan peternakan dilakukan di Kabupaten Malaka dengan luas lahan 1.000 haktare.

Baca juga: Akademisi : Jokowi-Ma'ruf perlu dorong ahli pertanian ke NTT
Baca juga: Ribuan hektare persawahan NTT belum ditanami, sebut Dinas Pertanian
Baca juga: Presiden Jokowi: NTT harus tingkatkan produktivitas pertanian-perikanan

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019